Siapkan Olimpiade, Praveen/Melati Dapat Tugas Khusus dari PBSI

Minggu, 3 Mei 2020 13:38 WIB
Penulis: Nadia Riska Nurlutfianti | Editor: Arum Kusuma Dewi
© badmintonindonesia.org
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti mendapatkan tugas khusus dari PBSI sebagai persiapan untuk Olimpiade Tokyo 2020. Copyright: © badmintonindonesia.org
Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti mendapatkan tugas khusus dari PBSI sebagai persiapan untuk Olimpiade Tokyo 2020.

INDOSPORT.COM – Pasangan ganda campuran Indonesia, Praveen Jordan/ Melati Daeva Oktavianti mendapatkan tugas khusus dari Pengurus Besar Persatuan Bulutangkis Indonesia (PB PBSI) sebagai persiapan untuk Olimpiade Tokyo 2020.

Diketahui PB PSBI mempunyai Pekerjaan Rumah (PR) tambahan untuk membangun kembali persiapan Praveen/Melati dari nol untuk menghadapi Olimpiade Tokyo 2020 yang pelaksanaannya diundur tahun depan.

Susy Susanti selaku Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI mengatakan banyaknya penundaan turnamen kemungkinan akan membuat semangat pebulutangkis nasional agak mengendur.

Hal itu cukup disayangkan, mengingat Praveen/Melati sebelumnya sempat berada di performa bagus dengan menjuarai All England 2020 pada Maret lalu.

"Misalnya kayak Praveen/Melati, kemarin setelah menang All England, kalau Olimpiade digelar tahun ini kesempatan sangat besar. Tapi karena turnamen mundur, mereka harus mengulang lagi dong persiapannya dari bawah," ujar Susy Susanti, dilansir dari Antara.

Maka dari itu, PBSI punya PR baru untuk mempersiapkan program tambahan bagi Praveen/Melati dkk demi mengembalikan performa, semangat, dan kepercayaan diri mereka saat menghadapi turnamen berikutnya hingga Olimpiade nanti.

Jika menilik dari perhitungan awal, Susy Susanti menyebut perencanaan tim pembinaan dan prestasi (binpres) serta pelatih, seharusnya para atlet tengah berada di performa puncaknya pada Agustus nanti, tepat saat Olimpiade berlangsung.

Namun akibat ditundanya Olimpiade serta seluruh turnamen bulutangkis lainnya, bukan tidak mungkin para atlet harus bertarung dengan mental dan suasana hati mereka yang menurun. Bahkan, bisa saja juga kehilangan gairah bertanding.

"Nah ini yang jadi PR, bagaimana menjaga semangat, mood, bukan cuma performa, tapi juga konsistensi dan kepercayaan dirinya mereka. Serta semangat mereka bahwa di Olimpiade nanti harus di peak performa mereka yang teratas. Itu yang harus dibangun dari awal lagi," kata Susy menjelaskan.

Tak hanya itu, dengan adanya jeda kompetisi saat ini juga dinilai Susy sangat berpengaruh signifikan bukan hanya terhadap mental para atlet, tapi juga peta kekuatan yang bisa saja berubah di tahun depan.

Pandemi COVID-19 yang melanda hampir seluruh negara di dunia telah membuat seluruh kejuaraan bulutangkis mengalami penundaan maupun pembatalan.

Hingga saat ini, Federasi Bulutangkis Internasional (BWF) belum memberikan kepastian soal kelanjutan turnamen yang ditunda. Kecuali Thomas & Uber Cup yang sudah dipastikan bakal digelar pada 3-11 Oktober di Aarhus, Denmark.