In-depth

Ye Zhaoying, Rival Susy Susanti yang Hilang dari Sejarah Olahraga China

Jumat, 12 Juni 2020 05:00 WIB
Penulis: Bayu Wira Handyan | Editor: Prio Hari Kristanto
© BWF
Ye Zhaoying saat melakukan selebrasi di atas lapangan. Copyright: © BWF
Ye Zhaoying saat melakukan selebrasi di atas lapangan.
Penuh Prestasi dan Kontroversi

Zhaoying tercatat telah memenangi 15 gelar juara bergengsi, termasuk dua kali menjadi juara dunia dan tiga kali membantu China meraih emas di Piala Uber. Selain itu dirinya juga berhasil meraih lima medali emas dalam Kejuaraan Badminton Asia.

Telah masuk ke dalam Badminton Hall of Fame pada tahun 2009 lalu, salah satu aksi kontroversial pertama yang pernah dilakukan oleh Zhaoying adlah ketika dirinya menyatakan jika laga antara dia dan Gong Zhichao di semifinal Olimpiade Sydney 2000 telah diatur oleh pelatihnya, Li Yongbo.

Pengaturan tersebut membuat Zhaoying harus mengalah dan merelakan Gong untuk melaju ke final Olimpiade tersebut dan berhadapan dengan wakil Denmark, Camilla Martin.

Zhaoying mengatakan jika hal tersebut dilakukan karena catatan pertemuan antara Gong dan Camilla lebih baik dari catatan yang dimiliki olehnya.

Usai pentas Olimpiade yang membuatnya meraih medali perunggu yang juga menjadi medali satu-satunya yang berhasil dirinya raih di kancah Olimpiade, Zhaoying memutuskan untuk pensiun dari olahraga yang telah membesarkan namanya ini. Ketika itu, usianya baru menginjak 26 tahun.

Dan saat ini, legenda bulutangkis China itu dipastikan kembali harus menelan kekecewaan karena pandangan politik yang dia utarakan berakibat pada hilangnya nama besar dirinya dalam sejarah olahraga China.

1