In-depth

4 Fakta Miris Denmark Open, Turnamen Eropa yang Tak Bersahabat dengan Indonesia

Senin, 10 Oktober 2022 12:30 WIB
Penulis: Martini | Editor: Indra Citra Sena
© Humas PBSI
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meraih kemenangan 21-14 dan 21-13 atas Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Denmark Open 2019. Copyright: © Humas PBSI
Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo meraih kemenangan 21-14 dan 21-13 atas Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di Denmark Open 2019.

INDOSPORT.COM - Berikut empat fakta miris dari ajang Denmark Open, turnamen bulutangkis Eropa yang tak bersahabat dengan pemain Indonesia.

Ajang bulutangkis Denmark Open 2022 sudah di depan mata. Turnamen yang memperebutkan hadiah 750.000 dolar AS itu akan dihelat pada 18-23 Oktober 2022.

Namun, perlu diketahui pula, Denmark Open adalah turnamen yang tidak bersahabat dengan pemain Indonesia. Sulit bagi wakil Merah Putih untuk juara di negara tersebut.

Sejak pertama kali dilaksanakan pada 1936, Indonesia pertama kali meraih gelar juara di 1971. Hingga terakhir digelar di 2021, baru ada 18 wakil yang menjadi juara.

Berikut INDOSPORT merangkum empat fakta miris Denmark Open, yang membuat para pemain Indonesia harus waspada.

1. Penantian 20 Tahun

Dalam 20 tahun terakhir, tidak banyak wakil Indonesia yang mampu meraih gelar juara di Denmark Open 2022. Terhitung hanya ada empat pemain yang pernah menyabet juara.

Mereka ialah Markis Kido/Hendra Setiawan (2008), Simon Santoso (2009), Marcus Gideon/Kevin Sanjaya (2018 dan 2019), serta Praveen Jordan/Melati Daeva (2019).

Dari sederet nama tersebut, hanya ada Hendra Setiawan, serta Marcus Gideon/Kevin Sanjaya yang masih tampil di ajang Denmark Open 2022, untuk berpeluang mengulang kejayaan mereka saat dulu.

Praveen Jordan masih dalam pemulihan cedera, sehingga Melati Daeva mengalami bongkar pasang partner, dan hanya bisa bermain di level turnamen yang lebih kecil.