Ada Andil Jerman, Mengenang Pil Pahit Gregoria Mariska Gagal Debut di World Tour Finals 2021

Jumat, 25 November 2022 12:09 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Indra Citra Sena
© PBSI
Penampilan Gregoria Mariska Tunjung di final Australian Open 2022. (Foto: PBSI) Copyright: © PBSI
Penampilan Gregoria Mariska Tunjung di final Australian Open 2022. (Foto: PBSI)
Gregoria Mariska Siap Ciptakan Sejarah di Bangkok

Gregoria sendiri juga memenangkan babak 32 besar turnamen yang sama, namun secara matematis poinnya tidak mencukupi untuk lolos BWF World Tour Finals 2021.

Gregoria Mariska Tunjung selanjutnya tersingkir dari Indonesia Open 2021 usai dikalahkan unggulan kelima asal Thailand, Pornpawee Chochuwong, pada babak 16 besar.

Tentunya, kenangan itu sempat membebani Gregoria karena dia gagal menciptakan sejarah sebagai tunggal putri Indonesia pertama yang lolos ke BWF World Tour Finals.

Namun kenangan pahit itu tampaknya menjadi motivasi untuk Gregoria tampil lebih baik di sepanjang turnamen BWF World Tour 2022.

Pemain 23 tahun tersebut sukses mengakhiri musim 2022 dengan catatan apik. Dia menjadi runnerup Australian Open 2022 setelah sebelumnya mencapai semifinal Hylo Open 2022.

Gregoria sendiri berstatus sebagai pemain cadangan pertama di sektor tunggal putri BWF World Tour Finals. Artinya, Gregoria hanya bisa lolos jika ada satu pemain yang mundur.

Salah satu pemain yang berpotensi mundur adalah PV Sindhu. Bintang India tersebut masih dibekap cedera dan telah memberi tahu federasi India (BAI) bahwa dia mundur BWF World Tour Finals.

Hal ini juga dikonfirmasi oleh pelatih PV Sindhu asal Korea Selatan, Kang Tae-sang, empat hari yang lalu melalui akun pribadinya di Instagram.

Jika nantinya PV Sindhu resmi mundur, maka Gregoria diharapkan bisa memaksimalkan kesempatan bersejarah ini untuk mengharumkan nama Indonesia.

Pasalnya, Indonesia Indonesia sudah menanti selama 13 tahun, yang mana mereka selalu tanpa wakil tunggal putri di ajang BWF World Tour Finals sejak 2008.

Mia Audina merupakan pemain terakhir yang tampil di babak final ajang serupa pada 1998. Saat itu, turnaman ini dinamakan World Grand Prix Finals di bawah era Super Series.

Ada pun Susi Susanti menjadi tunggal putri Indonesia tersukses di ajang ini, dengan mengantongi gelar enam kali dan lima di antarana dimenangkan secara beruntun.