Morten Frost: 'Cenayang’ Asal Denmark, Pernah Ramal Praveen/Melati dan Ahsan/Hendra

Rabu, 8 Februari 2023 18:55 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Getty Images
Mengenang ramalan-ramalan ajaib Morten Frost, legenda asal Denmark yang kerap mengeluarkan prediksi-prediksi ajaib di pertandingan bulutangkis. Copyright: © Getty Images
Mengenang ramalan-ramalan ajaib Morten Frost, legenda asal Denmark yang kerap mengeluarkan prediksi-prediksi ajaib di pertandingan bulutangkis.

INDOSPORT.COM – Mengenang ramalan-ramalan ajaib Morten Frost, legenda asal Denmark yang kerap mengeluarkan prediksi-prediksi ajaib di pertandingan bulutangkis.

Ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva dan ganda putra Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan jadi dua di antara pemain yang pernah diramal Morten Forst.

Jauh sebelum hadirnya sang superstar Viktor Axelsen, Denmark pernah memiliki pebulutangkis serbabisa. Dia adalah Morten Frost yang main rangkap di tunggal dan ganda putra.

Kiprah pria kelahiran 4 April 1958 tersebut di dunia bulutangkis terbilang sukses. Dia mampu menduduki tiga peringkat teratas di ranking dunia selama 12 tahun.

Morten Frost hampir mampu menjuarai berbagai turnamen yang ada. Di All England, dia pernah tiga kali menjadi juara dengan mengalahkan legenda Indonesia, Liem Swie King dan Icuk Sugiarto.

Namun di ajang Kejuaraan Dunia Bulutangkis, dia belum pernah sekalipun juara dengan hanya mengantongi dua medali perak pada 1985 dan 1987.

Usai gantung raket, Morten Frost terjun ke dunia kepelatihan dengan menukangi tim bulutangkis Denmark. Selain itu, dia juga merangkap profesi sebagai komentator.

Menjalani profesi sebagai komentator, Morten Frost tampil lain daripada yang lain. Berbekal pengalaman dan wawasan bulutangkis, semua komentar Morten Frost selalu berbobot.

Satu hal lain yang menarik dari Morten Frost ialah kemampuannya memrediksi berbagai hal yang terjadi di dalam pertandingan secara akurat bak seorang cenayang.

Melansir dari akun RubberGame di Twitter, ada beberapa momen Morten Frost menjelma jadi cenayang. Ini terjadi saat dia membawakan laga yang dimainkan dua wakil Indonesia.