Guru Emen, Eks Gelandang Timnas yang Menjadi Juru Cedera di Usia Senja
Sebagai seorang lulusan Sekolah Rakyat (SR), Emen memasuki masa remajanya menjadi seorang pegawai negeri sipil (PNS) di sebuah rumah sakit di Majalengka. Emen muda memutuskan menjadi seorang pengabdi rendahan dalam kerja sosial di kota kelahirannya tersebut.
Emen muda tak pernah berpikir muluk soal hobi sepakbolanya. Yang diketahuinya, sepakbola merupakan hidup keduanya.
Sejak kecil, pemuda kelahiran 18 Mei 1939 tersebut memang dikenal sebagai penggila sepakbola. Bahkan, saking seriusnya bermain bola, Emen harus merelakan bangku sekolahnya.
Emen tak berhasil lulus dari bangku sekolah menengah pertama (SMP). Inilah yang membuatnya hanya berbekal ijazah SR saat memasuki masa dewasa.
Namun, Emen tak kecil hati apalagi menyesal. Dirinya tetap menjadikan sepakbola adalah bagian dari jiwanya.
Emen dikenal sebagai salah satu talenta paling berbakat di Majalengka saat itu. Untuk para pemuda seusianya, Emen adalah sosok dengan teknik terbaik di Majalengka.
Kerja keras Emen tak terbuang sia-sia. Ketekunan dan kemauan menjadi energi utama baginya untuk tetap bersepakbola dalam kesehariannya.
Emen dikenal sebagai sosok dengan kondisi fisik prima. Tentu saja hal ini didapatnya dari ketekunan berlatih.
Emen selalu rutin berlari untuk menjaga kondisinya. Tidak hanya itu, telur ayam kampung menjadi rahasia utama untuk kondisi tubuh yang prima.
"Malam hari sebelum latihan, saya ambil telur dari kandang ayam milik tetangga. Saya tidak punya uang jika harus membelinya. Tapi biasanya kalau saya punya uang dari hasil bermain sepakbola, saya langsung bayar ke tetangga," kata Emen menceritakan pengalaman uniknya.
Kenakalan Emen ini tak sia-sia. Penampilan Emen yang sudah dikenal senatero Majalengka membuatnya 'dicabut' oleh Korem Cirebon untuk tampil di kejuaraan antar Korem se-Jawa Barat.
Inilah tiket Emen menuju kesuksesan berikutnya. Emen yang tampil cemerlang dalam ajang tersebut membuat Pangdam Siliwangi kala itu, Ibrahim Adjie memerintahkan anak buahnya untuk merekrutnya ke PSAD pada tahun 1960.