Piala AFF 2016

Denyut Pemain Naturalisasi Indonesia dan Jejak Mereka di Piala AFF

Selasa, 13 Desember 2016 08:36 WIB
Editor: Rizky Pratama Putra
 Copyright:
Si Gila Jadi Penanda Musim Semi Naturalisasi

Kandas di semifinal Piala AFF 2008 membuat Indonesia menginginkan prestasi lebih di hajatan selanjutnya. Kalah dua leg melawan Thailand menjadi alarm bahwa skuat Indonesia harus diperbaiki dalam turnamen selanjutnya.

Alfred Riedl ditunjuk sebagai nahkoda baru untuk menggantikan Benny Dollo. Hal ini merupakan langkah pertama PSSI yang kala itu diketuai oleh Nurdin Halid.

Riedl diangkut karena dianggap sukses saat mengangkat performa Vietnam dan Laos. PSSI pun mengambil langkah cepat untuk membujuknya menjadi juru taktik Firman Utina dan kawan-kawan.

Langkah kedua, agak radikal memang tapi terbukti mumpuni untuk meningkatkan performa Indonesia. PSSI melakukan proyek ambisius bernama naturalisasi.

Saat itu, proyek ini dianggap bisa menjadi solusi alternatif bagi Indonesia yang akan menjadi tuan rumah bersama Vietnam di Piala AFF 2010. Cristian Gonzales menjadi armada naturalisasi pertama yang disahkan Indonesia.

Nurdin Halid menjadi pencetus program natusalisasi saat masih menjabat sebagai Ketua Umum PSSI.

Indonesia dibekali skuat dengan rataan usia yang cukup matang saat itu. Perjudian perdana Riedl adalah memaksimalkan peran El Loco atau Si Gila sebagai cakar utama Skuat Garuda.

Riedl berani meminggirkan Bambang Pamungkas yang saat itu menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa Indonesia.

Hasilnya, Indonesia menggila di babak penyisihan grup. Si Gila membawa Indonesia meraih kemenangan di 3 laga, termasuk menggilas Malaysia dan menghantam Thailand untuk lolos ke semifinal.

Demam sepakbola langsung melanda Indonesia, karena dua orang berdarah asing. Cristian Gonzales dan Irfan Bachdim di skuat Indonesia.

Nama terakhir memang bukan tercatat sebagai pemain naturalisasi. Meski besar di Belanda, namun Bachdim masih tercatat sebagai pemegang paspor Indonesia.

Tapak Indonesia di semifinal pun semakin dalam. Tim Merah Putih sukses menggilas Filipina, yang saat itu menjadi kekuatan baru dengan tim yang sebagian besar diisi oleh pemain keturunan.

Geliat keyakinan untuk membawa trofi Piala AFF untuk kali pertama kembali bertambah saat Indonesia dipastikan melaju ke final. Apalagi, lawan Indonesia adalah Malaysia yang sempat dihancurkan 5-1 saat di babak penyisihan grup.

Cristian Gonzales menjadi salah satu pemain naturalisasi di Timnas Indonesia pada era sepakbola modern.

Ekspektasi berlebih dan keyakinan yang tidak siap menjadi arus balik bagi skuat asuhan Alfred Riedl di laga final. Tanpa dugaan, Malaysia mampu menginjak Indonesia 3-0 di leg pertama final yang digelar di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur.

Hasil ini membuat mental pemain ambruk dan gagal bangkit di leg kedua yang berlangsung di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Indonesia hanya mampu menahan imbang Malaysia dan merelakan trofi Piala AFF 2010 dibajak di laga puncak.

Hasil yang cukup mengecewakan bagi publik Indonesia kala itu. Padahal, penggila sepakbola nasional tengah dilanda bulan madu kedua dengan performa Timnas Indonesia.

Cerita naturalisasi pun memasuki babak baru. Kisah Si Gila membawa angin musim semi bagi pemutakhiran warga negara pemain asing yang ingin membela Skuat Garuda.

1.9K