Bola Internasional

4 Evaluasi yang Harus Dilakukan Pemimpin Klasemen Sementara di 5 Liga Elite Eropa

Sabtu, 23 Maret 2019 19:52 WIB
Penulis: Ridi Fadhilah Khan | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Express UK
Pemain muda Chelsea Callum Hudson-Odoi Copyright: © Express UK
Pemain muda Chelsea Callum Hudson-Odoi
Coba Mainkan Pemain Muda untuk Regenerasi

Regenerasi di jaman sekarang menjadi persoalan tersendiri di dunia sepak bola. Tak sedikit klub-klub besar di Liga Eropa kesulitan mencari penerus, ketika pemain andalannya hengkang atau pensiun.

Contoh nyata akan hal ini adalah AC Milan yang harus terpuruk setelah beberapa pemain bintangnya memutuskan hengkang dan pensiun secara bersamaan.

Dengan kompetisi yang saat ini tinggal menghitung waktu saja, tak ada salahnya bukan untuk coba memainkan atau memberikan jam terbang kepada para pemain muda tersebut.

Sebagai contoh ialah Callum Hudson-Odoi, yang memiliki potensi menjadi pemain bintang Chelsea di masa depan. Atau contoh lainnya adalah Moise Kean di Juventus yang di beberapa kesempatan mampu tampil apik bersama pasukan Si Nyonya Tua.

Dengan memainkan pemain muda ini, artinya para pemain senior memiliki waktu istirahat yang cukup dan bisa mengembalikan kondisi untuk musim depan.

Konsisten

© INDOSPORT
Julian Weigl gagal mengamankan peluang ke gawang Tottenham pada pertandingan babak 16 besar Liga Champions di Stadion Westfalen, Rabu (06/03/19). Copyright: INDOSPORTJulian Weigl gagal mengamankan peluang ke gawang Tottenham pada pertandingan babak 16 besar Liga Champions di Stadion Westfalen, Rabu (06/03/19).

Ya, konsisten bisa dikatakan adalah hal yang paling sulit untuk dilakukan oleh klub manapun. Sebagai contoh di musim ini saja terdapat tiga klub dari dua liga yang harus merasakan akibat dari inkonsisten permainannya, yakni Manchester City, Liverpool, dan Borussia Dortmund.

Untuk City dan Liverpool, keduanya memang masih salip menyalip di papan atas Primer League. Akan tetapi, sedikit kesalahan saja di beberapa pekan ke depan, diyakini dapat memutuskan siapa yang akan berakhir sebagai kampiun di akhir musim nanti.

Sedangkan untuk Dortmund, bukti kurangnya konsisten telah benar-benar mereka rasakan pada musim ini. Bagaimana tidak?

Hampir satu musim lamanya Dortmund memuncaki klasemen Bundesliga, bahkan tak sedikit yang memprediksi bahwa musim ini adalah musim mereka untuk memutuskan dominasi Munchen di kasta tertinggi sepak bola Jerman.

Akan tetapi, semuanya hancur begitu saja, ketika Dortmund gagal menunjukan konsistensinya jelang akhir musim. Alhasil, posisi puncak yang mereka tempati hampir satu musim harus rela diberikan kepada sang rival, Munchen.