Liga Indonesia

Lewat Petisi, Sekjen PSSI Ratu Tisha Diminta Mundur dari Sepak Bola Indonesia

Senin, 29 Juli 2019 18:25 WIB
Penulis: Katarina Erlita Cadrasari | Editor: Theresia Ruth Simanjuntak
© Arif Rahman/INDOSPORT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha saat menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Foto: Arif Rahman/INDOSPORT Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Sekjen PSSI, Ratu Tisha saat menghadiri pembukaan Elite Pro Academy Liga 1 Indonesia U-16 musim 2019 di Stadion SPOrT Jabar Arcamanik, Kota Bandung, Jumat (19/04/2019). Foto: Arif Rahman/INDOSPORT

INDOSPORT.COM - Sekretaris Jenderal PSSI (Persatuan Seluruh Sepak bola Indonesia), Ratu Tisha Destria, dihadapkan dengan sebuah petisi yang muncul di jagat maya.

Petisi itu adalah salah satu bentuk kekecewaan warganet atas keputusan Ratu Tisha Destria untuk menunda laga leg kedua Final Piala Indonesia.

Pertandingan antara PSM Makassar vs Persija Jakarta itu sebelumnya dijadwalkan akan digelar pada, Minggu (28/07/19).

Namun, karena alasan keamanan, Ratu Tisha Destria memutuskan untuk menunda laga tersebut. Pertandingan leg kedua final Piala Indonesia akhirnya dijadwalkan ulang dan akan digelar pada, Selasa (06/08/19).

Meski demikian, keputusan itu telah membuat salah satu pecinta sepak bola Indonesia, Bahtiar Baso merasa kecewa. Bahtiar kemudian membuat petisi berjudul "Tuntut Sekjend PSSI Mundur" di laman change.org.

Ada lima poin yang disoroti oleh Bahtiar Baso dalam petisi tersebut.

1. Sekjen PSSI ikut serta menyebar berita bohong (hoax) dalam suratnya yang menyatakan bahwa kondisi Makassar tidak aman dan tidak kondusif. Padahal, sebelumnya TNI dan Polri sudah menjamin keamanan dengan mengerahkan empat kali lipat pengamanan.

2. Keputusan penundaan pertandingan 2 jam sebelum kick off yang tidak sesuai dengan aturan regulasi PSSI sendiri. Surat yang dikeluarkan PSSI tertanggal di Jakarta padahal Sekjen di waktu yang bersamaan justru berada di Kota Makassar.

3. Tidak ada satu pun pihak dari PSSI yang hadir di stadion untuk menyampaikan perihal keputusan penundaan, padahal di dalam dan di luar stadion telah berkumpul puluhan ribu masyarakat yang menanti kejelasan laga ini.

4. Sekjen PSSI tidak memiliki etikat baik dan tidak menghormati masyarakat pecinta sepak bola khususnya yang berada di Kota Makassar dan Sulsel dengan secara sepihak memutuskan penundaan pertandingan.

5. Maka dari itu, kami meminta kepada Sekjend PSSI untuk MUNDUR dari jabatanya karena gagal mengurus sepakbola Indonesia, tidak paham mengurus sepakbola Indonesia. Meminta kepada Presiden Republik Indonesia melalui Kementerian Pemuda Olahraga untuk membentuk kepengurusan PSSI sesuai mekanisme yang ada.

Kurang dari 24 jam setelah diunggah, sebanyak 10.845 orang telah menandatangani petisi tersebut.