Liga Indonesia

Persija Kini Terpuruk, Ini 2 Klub Indonesia yang Juara Lalu Degradasi Pada Musim Depan

Jumat, 20 September 2019 18:09 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Lanjar Wiratri
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Terdapat dua klub Indonesia sempat meraih juara lalu tiba-tiba degradasi pada musim depannya dan menjadi waspada bagi Persija Jakarta yang sedang terpuruk.

Posisi Persija saat ini begitu menghkawatirkan karena berada di urutan ke-15 dengan mengoleksi 17 poin hingga pekan ke-19 Liga 1 2019.

Atau bisa disebut Persija berada di atas zona merah alias degradasi, yakni urutan 16, 17, dan 18. Dimana tiga tim terbawah akan terjun ke Liga 2 2020.

Kendati begitu Persija masih menyimpan dua pertandingan tunda. Andai mereka bisa memenangkan laga tersebut, setidaknya enam poin telah diraih.

Namun upaya tersebut belum tentu bisa terlaksana karena Persija baru saja melepas pelatih asal Spanyol Julio Banuelos pasca kalah 0-1 dari Bali United.

Tentunya Persija butuh pelatih yang sanggup mengangkat performa tim dari zona degradasi. Pasalnya masa transisi tak semuanya mudah berjalan lancar.

© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Skuat Persija Jakarta Copyright: Herry Ibrahim/INDOSPORTSkuat Persija Jakarta

Terlebih Persija merupakan klub yang baru saja meraih gelar juara Boost Sportsfix Super Cup, Piala Presiden, dan Liga 1 pada musim 2018.

Namun pasca meraih gelar juara yang sedemikian rupa, penampilan Persija malah anjlok di musim 2019. Meski sempat mencapai laga final Kratingdaeng Piala Indonesia tetapi kandas oleh PSM Makassar.

Bahkan sudah dua pelatih, yakni Ivan Kolev dan Julio Banuelos menjadi korban pemecatan karena tak bisa mengangkat performa Persija Jakarta.

Menjelang akhir kompetisi Persija bisa saja mengalami degradasi andai tak bisa kembali tampil ganas dalam meraih kemenangan.

Jika terjadi, Persija bisa menjadi klub ketiga Indonesia yang merasakan pasca juara kemudian degradasi pada musim depan.

Petrokimia Putra Gresik

© wikipedia
Logo Petrokimia Putra Gresik.. Copyright: wikipediaLogo Petrokimia Putra Gresik..

Dalam catatan sejarah Liga Indonesia, Petrokimia Putra Gresik pernah merasakan meraih juara tetapi pada musim depan malah terdegradasi.

Tepatnya pada musim 2002 silam, Petrokimia Putra Gresik berhasil meraih gelar juara Divisi Utama Liga Indonesia. Saat itu mereka menang di laga final ketika mengalahkan Persita dengan skor 2-1.

Sempat menyapu bersih 2 kemenangan di awal musim, Petrokimia Putra Gresik terlihat siap untuk mempertahankan gelar Liga Indonesia 2003.

Namun lambat laun penampilan Petrokimia Putra Gresik mulai menurun hingga akhirnya di akhir putaran pertama, mereka hanya mendapatkan 22 poin (6 menang, 4 seri, 8 kalah) dari 18 laga.

Memasuki putaran kedua, Petrokimia Putra Gresik nyatanya semakin terpuruk. Karena hanya mampu meraih 5 kemenangan dari 20 laga.

Capaian tersebut pun mengantarkan Petrokimia Putra Gresik terjun bebas ke kasta bawah setelah menempati posisi 18 dari 20 tim. Alias degradasi pada musim 2003.

PSIS Semarang

© INDOSPORT
Logo PSIS Semarang. Copyright: INDOSPORTLogo PSIS Semarang.

PSIS Semarang menjadi klub pertama yang merasakan juara lalu kemudian degradasi pada musim berikutnya di Liga Indonesia, tepatnya 1998-1999.

Saat itu PSIS Semarang memiliki pemain-pemain berkualitas macam Ali Sunan dan kolega. Sehingga penampilan mereka pada musim tersebut sangat impresif.

Kompetisi Liga Indonesia 1998-1999 saat itu dibagi menjadi dua wilayah. PSIS berhak melaju ke partai berikuthnya hingga final, usai menjadi jawara grup timur.

Bersua Persebaya di final, para pemain PSIS tak begitu gentar. Mereka tampil maksimal dan akhirnya memenangkan laga dengan skor tipis 0-1 di Stadion Klabat, Manado.

Pasca menjadi juara, performa PSIS malah menurun di musim berikutnya. Disinyalir konflik internal dan krisis finansial menjadi masalah utama.

PSIS pun hanya membukukan enam kemenangan, 14 kekalahan, dan enam hasil imbang dari 26 laga yang mereka lakoni. Hal tersebut membuat PSIS berada diurutan ke-13 wilayah timur dan degradasi.