Liga Indonesia

Tersesat di Papan Tengah Liga 1, Benarkah PSM Rindukan Sosok Robert dan Hamka?

Rabu, 16 Oktober 2019 16:18 WIB
Penulis: Adriyan Adirizky Rahmat | Editor: Arum Kusuma Dewi
© Adriyan Adirizky/INDOSPORT
PSM Makassar kini di papan tengah Liga 1 2019. Copyright: © Adriyan Adirizky/INDOSPORT
PSM Makassar kini di papan tengah Liga 1 2019.

INDOSPORT.COM - Dalam dua musim terakhir, PSM Makassar merupakan klub yang konsisten berpacu dalam perburuan gelar juara. Meski selalu gagal, mereka mengakhiri musim 2017 di peringkat ke-3 dan menjadi runner up di musim berikutnya.

Namun, di musim ini Pasukan Ramang tersesat di papan tengah, tempat yang sangat asing bagi Wiljan Pluim dkk jika melihat capaian posisi di dua musim terakhir. Lantas benarkah PSM Makassar merindukan sosok Robert Alberts dan Hamka Hamzah?

Atas performa buruk musim ini, muncul banyak kritikan dari kalangan suporter yang membanding-bandingkan pelatih Darije Kalezic dengan Robert Rene Alberts, pelatih PSM Makassar tiga musim terakhir.

Salah seorang pemerhati yang juga mantan pemain dan pelatih PSM Makassar, Syamsuddin Umar menyebut, transisi permainan Pasukan Ramang musim ini tidak lebih baik dibandingkan saat masih ditangani Robert Alberts.

“Ketika menyerang maka kita juga harus menunggu momen diserang. Ketika itu terjadi, maka bagaimana bisa melakukan serangan balik,” ungkap Syam, Sabtu (12/10/19) lalu.

“Momen itulah terjadi transisi permainan dan saya lebih suka saat dilatih Robert,” tegas pria yang pernah menjabat Kadispora Sulsel ini.

Syam menjelaskan, gaya transisi ada tiga macam yakni secara tradisional di mana pemain hanya berfokus membuang bola keluar lapangan saat diserang. Lalu ada cara asosiasi atau kerja sama tim dan terakhir melalui solo run dari pertahanan sendiri ke pertahanan lawan.

Menurut pria kelahiran 10 November 1955 ini, gaya transisi dengan cara solo run merupakan yang paling efektif. Cara itu pun yang menurut Syam menjadi andalan Robert Alberts dalam skema transisinya.

Syam menambahkan, sosok Hamka Hamzah yang menjadi kapten PSM Makassar di musim 2017 menjadi salah satu sosok yang tepat dalam menjalankan skema transisi dengan gaya solo run tersebut.

“Kalau lapangan tengah dijaga sangat ketat, maka Hamka punya cara tersendiri. Dia berani melakukan solo run dari bawah sampai ke depan, itu yang kurang di PSM terutama di putaran kedua,” jelas ia.

Selain itu, sosok Hamka Hamzah juga sangat dibutuhkan PSM Makassar sebagai pemimpin bagi pemain lain saat bermain di atas lapangan. Hal itu pun yang tidak ada di tubuh Pasukan Ramang musim ini.