Liga Inggris

Polemik VAR di Liga Inggris: Dihilangkan atau Menunggu 10 Tahun Lagi?

Senin, 11 November 2019 14:49 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Yohanes Ishak
© Ilustrasi INDOSPORT
Polemik VAR di Liga Inggris dihilangkan atau menunggu 10 tahun lagi. Copyright: © Ilustrasi INDOSPORT
Polemik VAR di Liga Inggris dihilangkan atau menunggu 10 tahun lagi.

INDOSPORT. COM - Pengunaan teknologi Video Assistant Referees (VAR) kembali menimbulkan kontroversi di Liga Inggris. Kali ini, insiden terjadi dalam laga pekan ke-12 antara Liverpool vs Manchester City, Minggu (10/11/19) malam kemarin.

Menit-menit awal laga, pemain Manchester City, Bernardo Silva, melepaskan umpan menyelang dari sisi kanan penyerangan ke arah kotak penalti. Umpan ternyata gagal menjangkau rekan Bernardo, akibat mendapat halauan bek Liverpool, Trent Alexander-Arnold.

Bernardo Silva dan sejumlah pemain Manchester City lainnya, langsung melancarkan protes kepada wasit. Mereka merasa melihat Alexander-Arnold telah menyentuh bola dengan tangan kala menghalau umpan Bernardo Silva.

Wasit yang memimpin laga, Michael Oliver, lantas mempertimbangkan protes pemain Manchester City melalui VAR. Hasilnya nihil, keputusan VAR ternyata tak menganggap insiden sebagai handball.

Padahal kalau ditelaah dalam tayangan ulang, bola hasil umpan Bernardo Silva memang mengenai tangan kanan Alexander-Arnold. Banyak pihak pun lantas mempertanyakan kualitas penggunaan VAR yang terus dihiasi perdebatan.

Pertandingan Liverpool vs Manchester City di atas tadi, hanya salah satu dari sekian banyak contoh masalah penggunaan VAR. Kejadian yang mungkin akan kian membuat geleng-geleng kepala, adalah laga Liga Inggris antara Tottenham Hotspur vs Watford, 19 Oktober 2019 lalu. 

Laga kala itu berakhir imbang 1-1, dan VAR sungguh membuat bingung seisi stadion. Tepatnya pada menit ke-86, pemain Tottenham Hotspur, Dele Alli, mampu mencetak gol penyama kedudukan. 

Namun, pendukung Tottenham yang sudah terlanjur bersorak, tiba-tiba terdiam melihat layar tinjauan VAR menyatakan "No Goal". Anehnya, hanya dalam hitungan beberapa detik layar VAR berubah mengesahkan gol dan penggemar Spurs kembali bersorak.

Masalah Pada VAR

© https://twitter.com/SkySportsPL
Detik-detik VAR Abaikan Handball Alexander-Arnold di Laga Liverpool vs Manchester City Copyright: https://twitter.com/SkySportsPLDetik-detik VAR Abaikan Handball Alexander-Arnold di Laga Liverpool vs Manchester City

VAR sejatinya merupakan teknologi yang membantu mengurangi kesalahan wasit dalam pengambilan keputusan. Jika dilanda keraguan, sang pengadil lapangan bisa melihat rekaman ulang VAR, mempertimbangkan, lalu mengambil keputusan final.

Kembali berkaca kepada kasus Liverpool vs Manchester City, pandangan mata wasit gagal melihat terjadinya handball Alexander-Arnold. VAR yang coba membantu meninjau, ternyata tetap tak menganggap insiden handball, padahal bola sudah jelas-jelas terkena bagian tangan.

Keberadaan VAR sepertinya belum bisa menjalankan perannya dengan maksimal. Bantuan teknologi VAR yang harusnya menambal keterbatasan wasit, malah membuat kesalahan dalam mengambil keputusan.

"Saya pikir VAR itu objektif, tapi sekarang saya merasa VAR adalah sistem yang subjektif," ujar Manajer Watford Quique Sanchez Flores.

Sejalan dengan ucapan Quique Sanchez Flores itu, VAR juga terkesan menimbulkan unsur subjektif. Padahal pengambilan keputusan wasit harusnya berlangsung secara objektif.

Bagi pihak yang merasa diuntungkan oleh VAR, akan merasa salut dan berbahagia. Tapi untuk pihak yang dirugikan, hanya cacian dan kritikan yang keluar.

Lihat saja laga Manchester United vs Liverpool 20 Oktober 2019 lalu yang turut diwarnai kontroversi VAR. Pelatih dari kedua tim, Ole Gunnar Solskjaer (Manchester United) dan Jurgen Klopp (Liverpool), terlihat mengeluarkan pernyataan berbeda pasca laga.

"Wasit memimpin dengan baik. Ia membiarkan pertandingan berjalan dengan baik meski diwarnai sedikit jegalan yang masih wajar," kata Solskajer dalam wawancara dengan MUTV.

"Ini masalah yang harus kita diskusikan. Saya yakin 100 persen VAR akan membatalkan gol Manchester United," ucap Klopp bernada kesal.

Berdasarkan penuturan sekretaris IFAB, Lukas Bird, yang terbiasa mengurusi peraturan sepak bola, berpendapat bahwa penyempurnaan fungsi VAR memang membutuhkan waktu lama. Bahkan Lukas Bird menyebut angka 10 tahun, baru kemudian teknologi VAR bisa benar-benar berjalan semestinya.

“Konsep VAR masih dalam tahap awal. Kami berbicara dengan olahraga lain dan semua orang memberi tahu kami VAR adalah proyek yang membutuhkan waktu 10 tahun sampai semua orang benar-benar mengerti cara kerjanya," ujar Lukas Bird, seperti dikutip dari Four Four Two.

Jadi, apakah Liga Inggris harus menunggu sampai 10 tahun lagi hingga VAR benar-benar berfungsi secara sempurna? Atau, VAR memang harus dihilangkan keberadaannya, mengingat tujuan awalnya yang ingin mengurangi keterbatasan wasit, malah terus membuat kesalahan baru.