In-depth

Eksekutor Penalti Persebaya Surabaya Setelah Kegagalan Makan Konate, Siapa yang Pantas?

Kamis, 13 Februari 2020 17:24 WIB
Penulis: Petrus Tomy Wijanarko | Editor: Lanjar Wiratri
© Fitra Herdian/INDOSPORT
Persebaya Surabaya, klub Liga 1 2020, sepertinya akan menghadapi polemik eksekutor penalti setelah melihat kegagalan Makan Konate, Rabu (12/02/20) kemarin. Copyright: © Fitra Herdian/INDOSPORT
Persebaya Surabaya, klub Liga 1 2020, sepertinya akan menghadapi polemik eksekutor penalti setelah melihat kegagalan Makan Konate, Rabu (12/02/20) kemarin.

INDOSPORT. COM - Persebaya Surabaya, klub Liga 1 2020, sepertinya akan menghadapi polemik eksekutor penalti setelah melihat kegagalan Makan Konate, Rabu (12/02/20) kemarin.

Sebuah hasil pahit baru saja diterima Persebaya Surabaya dalam masa pramusim jelang Liga 1 2020. Bermain di ajang Piala Gubernur Jatim 2020, Persebaya Surabaya harus menelan kekalahan tips 0-1 dari Bhayangkara FC.

Persebaya Surabaya takluk setelah tak mampu membalas gol semata wayang Bhayangkara FC yang dicetak Dendi Sulistyawan pada menit ke-70. Kekalahan ini membuat Persebaya Surabaya lengser ke urutan tiga klasemen Grup A Piala Gubernur Jatim 2020 dengan koleksi tiga poin.

Bila dilihat dari jalannya pertandingan kemarin, sebenarnya Persebaya Surabaya bisa saja terhindar dari kekalahan. Bahkan Bajul Ijo punya peluang emas untuk memenangkan laga.

Pada menit ke-69, Persebaya Surabaya mendapatkan hadiah tendangan penalti. Sayangnya, Makan Konate yang jadi eksekutor, sepakannya melambung tinggi dan gagal berbuah gol.

Padahal kalau Konate mampu menceploskan bola, ceritanya pasti berbeda. Kondisi saat penalti ditendang papan skor masih 0-0, dan andai saja gol kemungkinan besar torehan Konate akan meruntuhkan mental bertanding Bhayangkara FC.

Polemik Eksekutor Penalti Persebaya Surabaya

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Pertandingan babak kedua Bhayangkara FC vs Persebaya dalam lanjutan piala gubernur Jatim 2020, Bhayangkara FC unggul 0-1. Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTPertandingan babak kedua Bhayangkara FC vs Persebaya dalam lanjutan piala gubernur Jatim 2020, Bhayangkara FC unggul 0-1.

Kegagalan mengeksekusi penalti seperti Makan Konate, memang bisa dialami oleh siapa saja. Pemain top dunia sekelas Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi pasti juga pernah merasakan hal serupa.

Namun kegagalan seperti itu sejatinya bisa diminimalisir. Terutama lewat bantuan kejelian pelatih dalam melihat kemampuan anak asuhnya.

Khusus untuk kasus Persebaya Surabaya, peran Aji Santoso selaku pelatih kepala, diharapkan bisa memilih satu nama terdepan yang sekiranya punya kemampuan mumpuni mengeksekusi penalti. Toh, kalau belum ada pilihan, Aji Santoso punya kapasitas untuk menginstruksikan anak asuhnya agar lebih giat lagi melatih skill sepakan titik putih.

Aji Santoso sendiri dalam laga kemarin malah tak menunjuk satu nama pun sebagai eksekutor penalti utama. Pelatih berusia 49 tahun itu malah memberikan kebebasan kepada para pemainnya.

"Jadi di dalam penalti selalu saya berikan kebebasan kepada pemain. Siapa yang ambil, karena di dalam penalti bukan masalah skill, teknik tapi mental," ungkap mantan pelatih Persela Lamongan itu.

Mungkin Aji Santoso harus mulai menerapkan sistem memercayakan satu sosok terdepan sebagai eksekutor penalti utama Persebaya Surabaya. Bila itu dilakukan, otomatis sang pemain yang ditunjuk nantinya akan merasa bertanggung jawab supaya sepakan penaltinya selalu berhasil.

Sayangnya, kondisi yang ada di skuat Persebaya Surabaya terkait eksekutor penalti tak terlalu baik. Bahkan untuk nama-nama tajam seperti David da Silva dan Makan Konate, mereka juga belum terbiasa menjadi eksekutor penalti.

David da Silva adalah pemain tertajam yang dimiliki Persebaya Surabaya saat ini. Total 40 laga dilakoni David da Silva bersama Bajul Ijo dan mampu menghasilkan 34 gol.

Sungguh tajam memang, kalau dirata-rata dengan hitungan satu gol per laga, berarti cuma enam pertandingan saja David da Silva absen dari papan skor. Akan tetapi, berdasarkan data Transfermarkt, sekian banyak gol yang dicetak untuk Persebaya Surabaya itu, David da Silva baru tiga kali saja melakukannya lewat eksekusi titik putih.

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Selebrasi David Da Silva setelah gol kedua ke gawang Sabah FA Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTSelebrasi David Da Silva setelah gol kedua ke gawang Sabah FA

Makan Konate terkenal pula akan reputasi ketajamannya. Dalam dua musim terakhir, Liga 1 2018 dan Liga 1 2019, Makan Konate yang berposisi sebagai gelandang serang berhasil mencetak total 29 gol.

Akan tetapi, dari sekian banyak torehannya itu, Konate baru delapan kali merasakan menjebol gawang lawan dari titik putih. Rinciannya empat kali pada Liga 1 2018, dan empat kali pada Liga 1 2019.

Kalau mau mencari penyerang Persebaya Surabaya lainnya, Patrich Wanggai sepanjang era Liga 1 belum pernah mencetak gol dari titik putih. Mahmoud Eid yang berstatus bomber asing, menurut Transfermarkt juga tak sekalipun membukukan gol lewat sepakan penalti.

Opsi lain yang cukup potensial mungkin ada pada nama Hambali Tholib. Kemampuan Hambali Tholib yang tergolong cukup jago dalam mengeksekusi tendangan bebas, mungkin akan berlaku pula saat menendang penalti.

© Fitra Herdian/INDOSPORT
Selebrasi pemain Persebaya Surabaya, usai mencetak gol ke gawang Persik Kediri di turnamen Piala Gubernur Jatim, stadion gelora Bangkalan, Senin (10/02/2020). Copyright: Fitra Herdian/INDOSPORTSelebrasi pemain Persebaya Surabaya, usai mencetak gol ke gawang Persik Kediri di turnamen Piala Gubernur Jatim, stadion gelora Bangkalan, Senin (10/02/2020).

Namun bila mau menyebut satu nama terbaik yang saat ini dimiliki Persebaya Surabaya, ya cuma Makan Konate saja jawabannya. Delapan kali pengalaman mencetak gol penalti, merupakan yang terbanyak di antara kesemua para pemain Persebaya Surabaya.