In-depth

AC Milan yang Belum Lelah dalam Perjudian

Rabu, 22 April 2020 18:46 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Atas inisiasi Ivan Gazidis, klub Serie A Italia, AC Milan, kembali berjudi besar atas penunjukkan Ralf Rangnick 

Keinginan manajemen AC Milan untuk melakukan revolusi di jajaran tim kepelatihan tampaknya akan segera terwujud. Dilansir MilanNews, pelatih Ralf Rangnick dikabarkan akan segera menandatangi kontrak dengan Rossoneri dalam waktu dekat.

Rangnick akan segera bertemu dengan pemilik AC Milan, Gordon Singer, untuk melakukan pertemuan akhir sekaligus menyegel kesepakatan melalui penandatanganan kontrak. Tidak tanggung-tanggung, manajemen Milan akan langsung mengikat Rangnick dengan durasi tiga tahun.

Pria asal Jerman itu memang sudah sejak lama menjadi buruan utama CEO Milan, Ivan Gazidis, untuk memimpin Milan musim depan. Ia disiapkan untuk menggantikan Stefano Pioli yang dianggap kurang mampu membawa Milan bersaing ke papan atas.

Rangnick akan mendapatkan posisi yang penting bersama klub tersebut plus siraman dana berlimpah untuk membangun kembali Rossoneri sesuai visi CEO mereka, Ivan Gazidis. Sebagai modal awal, AC Milan menyiapkan 130 juta euro atau senilai Rp2,1 triliun untuk belanja pemain di bursa transfer. 

Investasi 2,1 Triliun

Melansir dari laman portal berita olahraga Sempre Milan, Ralf Rangnick sudah punya daftar incaran yang bakal ia boyong ke San Siro. Dana Rp2,1 triliun itu akan ia sebar untuk memperkuat tiga posisi, yakni kiper, gelandang, dan striker.

Untuk kiper, Rangnick fokus mendatangkan Juan Musso dari Udinese. Namun, Alex Meret dari Napoli juga bisa jadi alternatif yang bagus. Dana yang harus disiapkan adalah 25 juta euro (Rp422 miliar).

Untuk posisi gelandang, Rangnick membidik pemain Udinese yang bernama Rolando Mandragora. Di posisi  striker, AC Milan mengincar Loren Moron, penyerang muda dari klub Liga Spanyol, Real Betis, yang sukses mencetak sembilan gol dari 26 laga musim ini. 

Rossoneri setidaknya harus menyediakan 60 juta euro (Rp1 triliun) untuk menebus klausul pelepasannya, namun harga tersebut diyakini bakal turun.

Selain Moron, Rangnick juga dikabarkan tertarik dengan pemain gagal rekrut Milan, Dani Olmo, dari RB Leipzig. Melihat betapa besarnya keinginan raksasa Serie A Liga Italia itu untuk mendatangkannya ke San Siro tahun lalu, Rangnick bisa mencoba mengusahakannya di musim panas 2020.

Kabar ini tentu jadi angin segar bagi Milanisti di seluruh dunia. Namun begitu, ada bahaya besar yang mengintai di balik rencana AC Milan ini. 

Sial dalam Perjudian

Berjudi sepertinya jadi kebiasaan AC Milan selama hampir dua dekade ini. Berulangkali perjudian besar dilakukan klub peraih tujuh gelar Liga Champions itu. 

Namun, I Rossoneri bukan tim yang sering dinaungi keberuntungan.  Lebih sering pertaruhan Rossoneri berujung kegagalan. 

Semua dimulai ketika Allegri pergi dari AC Milan. Setelah itu, AC Milan seperti terkesan asal-asalan dalam memilih pelatih dan pemain. 

Dimulai dari masuknya Clarence Seedorf sebagai pelatih pengganti. Sebagian besar suporter mempertanyakan penunjukkan Seedorf sebagai pelatih. 

Pasalnya, sang mantan pemain tidak memiliki pengalaman apapun di level tertinggi untuk memegang klub sebesar Milan. Namun Adriano Galliani tak bergeming. 

Perjudian Milan menunjuk pelatih hijau pengalaman pun berujung kegagalan. Baru empat bulan Seedorf sudah dipecat. 

Tak berhenti di situ, Milan kembali melanjutkan perjudiannya dengan mengangkat Filippo Inzaghi sebagai pelatih tim utama. Kesuksesan Guardiola di Barcelona jadi alasan Milan menunjuk Inzaghi.

Namun, jauh panggang dari api, Inzaghi malah jadi pesakitan di San Siro. Publik Milan terus menyerukan agar manajemen segera mendatangkan pelatih papan atas, tetapi yang datang justru dua nama pelatih tim papan tengah, Sinisa Mihajlovic dan Vincenzo Montella. 

Hasilnya bisa ditebak, keduanya gagal membawa Milan kembali ke papan atas. Cerita Milan ketika dipegang Montella mungkin paling tragis.

Montella memulai kampanye musim 2017/18 dengan dimodali dana 200 juta euro dari taipan asal China, Yonghong Li. Tak kurang 10 pemain baru masuk ke gerbong revolusi Milan.

Perjudian sangat besar ini pun berujung kegagalan. Bersama Montella, AC Milan tampil jeblok. Pemain-pemain baru yang dibeli tak memberikan efek signifikan. Lebih parahnya, klub harus terjerat sanksi Financial Fair Play berkat kerugian yang tak bisa ditolerir. 

Datangnya Yonghong Li malah membuat masalah lantaran pengusaha China ini menambah beban utang Rossoneri semakin besar dengan angka pemasukan yang kecil. 

Beruntung, Milan terhindar dari kebangkrutan setelah lembaga hedgefound Elliott Management mengambil alih. 

Perombakan di manajemen kembali dilakukan. Namun, lagi-lagi AC Milan tak kapok berjudi pada pemilihan pelatih. 

Pelatih muda tanpa prestasi, Gennaro Gattuso, diangkat menjadi pelatih kepala AC Milan. Walau tak jeblok-jeblok amat, namun Gattuso jelas tak mampu membawa Milan ke level yang semestinya. 

Kegagalan para pelatih ini tak membuat Milan lelah mencoba-coba mendatangkan pelatih medioker. Alih-alih mendatangkan pelatih kelas dunia, Milan mendatangkan pelatih sekelas Marco Giampaolo dan Stefano Pioli. 

Hasilnya bisa ditebak, Giampaolo dipecat hanya dua bulan berselang. Sementara Stefano Pioli di ambang pemecatan. Milan juga dikritik atas pembelian sejumlah pemain yang dinilai tak cocok untuk tim sebesar I Rossoneri, semisal Rade Krunic dan Rafael Leao. 

Di tahun ini, pemilihan pelatih Ralf Rangnick juga tak lepas dari aroma perjudian. Keinginan Ivan Gazidis untuk mengulang cerita sukses RB Leipzig di Jerman dianggap banyak pihak berisiko.  

Jika salah langkah, AC Milan bakal berhadapan dengan masalah yang lebih rumit dari sebelumnya. Dana sebesar Rp2 triliun tentu tidak sedikit.

Apalagi, Ralf Rangnick berorientasi pada pemilihan pemain muda yang belum tentu tahan uji di tim dengan reputasi sebesar AC Milan. Dengan dana sebesar itu, AC Milan wajib masuk ke Liga Champions jika tak ingin mengalami kerugian.

Dengan status AC Milan yang masih terjerat sanksi FFP, kegagalan proyek Ivan Gazidis-Ralf Rangnick dipastikan bisa membawa mereka ke jurang kebangkrutan.