Bola Internasional

Rentetan Kesialan dalam Karier Balotelli, dari Barcelona Hingga Brescia

Selasa, 9 Juni 2020 08:29 WIB
Penulis: Arief Tirtana | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Mario Balotelli melakukan salto di laga Manchester United vs Liverpool Copyright: © Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Mario Balotelli melakukan salto di laga Manchester United vs Liverpool

INDOSPORT.COMMario Balotelli dengan segala potensinya sering mengalami kesialan dalam karier sepak bolanya, yang tak jarang tercipta karena ulahnya sendiri.

Musim 2008/09 sepak bola Italia dan Eropa cukup dikejutkan dengan kehadiran seorang penyerang muda potensial bernama Mario Balotelli.

Bermain untuk klub sebesar Inter Milan, Balotelli yang kala itu baru berusia 18 tahun sudah mampu menunjukan kualitas jauh di atas pemain seusianya, dengan mampu mencetak gol untuk Inter Milan di berbagai laga penting.

Pada di awal musim 2008/09 misalnya, Balotelli Sudah mampu menciptakan satu gol untuk Inter Milan saat melawan AS Roma di laga Supercoppa Italia. Sekaligus membawa timnya menang dalam drama adu penalti 6-5 kala itu.

Di bulan November 2008, kualitas Balotelli kembal terbukti setelah dalam laga Liga Champions melawan Anorthosis dirinya bisa mencetak gol. Gol yang membuatnya memecahkan rekor sebagai pencetak gol termuda Inter Milan di Liga Champions sepanjang sejarah, dalam usia 18 tahun dan 85 hari.

Semakin menajaknya ketenaran Balotelli dengan kualitasnya di atas lapangan, terpaan angin pun semakin besar. Pria kelahiran Palermo 12 Agustus 1990 itu mulai mendapatkan masalah. Seperti ejekan rasisme dari suporter lawan yang terjadi tatkala melawan Juventus pada bulan April 2009.

© Getty Images
Mario Balotelli dan Jose Mourinho, saat masih sama-sama berada di Inter Milan. Copyright: Getty ImagesMario Balotelli dan Jose Mourinho, saat masih sama-sama berada di Inter Milan.

Di musim Balotelli mulai semakin mendapatkan kesempatan di Inter Milan kala itu. Tetapi masalah juga mulai hadir, dirinya beberapa kali bersetigang dengan pelatih Jose Mourinho. Hingga membuat dirinya mulai sulit diatur, di dalam maupun di luar lapangan.

Beruntung dengan kualitasnya yang masih sangat diakui di Eropa, tawaran dari klub besar Liga Inggris, Manchester City datang kepadanya. Pindahlah Balotelli ke Liga Inggris pada musim 2009/10.

Kesialan Balotelli

Datang ke Manchester City berkat pelatih Roberto Mancini yang juga sepat menjadi pelatihnya di Inter Milan, Balotelli tak kesulitan untuk mendapatkan hati sebagian supporter Manchester City sejak musim perdananya.

Meski kerap turun dari bangku cadangan, peran Balotelli cukup krusial dalam keberhasilan Manchester City meraih gelar juara FA Cup 2010/11 dan Liga Inggris 2011/12.

Tapi keberhasilan Balotelli meraih gelar juara bersama Manchester City tak berjalan sendiri. Meski bisa tampil bagus di atas lapangan, Balotelli juga kerap kali membuat masalah dengan emosinya, yang sering berujung kartu merah dan merugikan klub secara keseluruhan.

© Jamie McDonald/Getty Images
Mario Balotelli dan Rickie Lambert ketika masih membela Liverpool Copyright: Jamie McDonald/Getty ImagesMario Balotelli dan Rickie Lambert ketika masih membela Liverpool

Emosi meluap-meluap Balotelli itu terus berulang ditujukan Balotelli. Bahkan pelatih Mancini pun tak kuasa untuk mengaturnya. Hingga akhirnya sial buat Balotelli di musim 2012/13. Alih-alih bermain, dirinya lebih sering mendapatkan hukuman. Sehingga membuatnya terdepak dan kembali ke Italia bersama AC Milan sebagai pemain pinjaman.

Di AC Milan itulah Balotelli kembali menemukan penampilan terbaiknya. Sekitar dua tahun bermain di AC Milan, Balotelli sukses mencetak 26 gol hanya dari 43 pertandingan. Catatan yang membuat klub Liga Inggris, Liverpool tertarik untuk mendatangkannya di musim 2014/15.

Di Liverpool saat itu, Balotelli sudah tak terlalu emosional seperti kala di Manchester City. Namun sialnya, di Liverpool dirinya justru tampil jauh lebih buruk. Main 16 kali, dirinya hanya bisa mencetak 1 gol.

Kesialan itu terus berlanjut saat dirinya dipinjamkan Liverpool ke AC Milan setelahnya. Di mana main 20 kali, dirinya hanya bisa mencetak satu gol. Sehingga AC Milan mengikhlaskannya dilepas Liverpool ke klub Prancis, OGC Nice.

Dengan level Liga Prancis yang tak seketat Liga Inggris dan Liga Italia, Balotelli sebenarnya bisa tampil bagus di Nice. Juga bersama Marseille setelahnya. Namun lagi-lagi, tabiatnya yang emosional di atas lapangan, membuatnya selalu sial, tak bisa dipercaya lama oleh pelatih dan dua klub Liga Prancis tersebut.

Terbaru, kesialan karier Balotelli kembali hadir di klubnya saat ini, Brescia. Tampil menjadi andalan dan menjadi kapten, Balotelli kini justru diambang pemecatan setelah sang pemilik klub, Massimo Celinno memintanya langsung untuk dipecat.

Itu tak lepas karena Balotelli dianggap tak memberikan yang terbaik buat klub yang dibelanya, pasca mengirim alasan sakit di saat seluruh tim mestinya kembali berlatih jelang kompetisi yang kembali bergulir setelah pandemi corona ini.