In-depth

Mempertanyakan Kredibilitas UEFA dan FFP dalam Pencabutan Sanksi Manchester City

Selasa, 14 Juli 2020 10:47 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© Oli Scarff/Pool viaGetty Images
Otamendi, David Silva, dan Ilkay Gundogan merayakan gol dalam laga Manchester City vs Newcastle United di Liga Inggris 2019-20, Kamis (09/07/20). Copyright: © Oli Scarff/Pool viaGetty Images
Otamendi, David Silva, dan Ilkay Gundogan merayakan gol dalam laga Manchester City vs Newcastle United di Liga Inggris 2019-20, Kamis (09/07/20).
Dampak Negatif

Dikabulkannya banding Manchester City oleh CAS atas hukuman dari UEFA atas larangan tampil di kompetisi Eropa musim depan pun secara tidak langsung memberikan dampak buruk. 

Aturan di UEFA sudah jelas, dan bukti-bukti pun sudah mereka kumpulkan bahwa Man City telah menyalahi aturan Financial Fair Play. Hukuman larangan tampil di kompetisi Eropa merupakan ganjaran setimpal. 

Namun, hal itu akhirnya runtuh dalam persidangan CAS. Man City hanya dijatuhi denda 10 juta euro saja. Kondisi ini sangat menguntungkan Manchester City. 

Sekaligus juga membuat beberapa klub lain lega. Semisal Paris Saint-Germain juga tengah masuk dalam radar UEFA. Ternyata sanksi dari UEFA bisa dipatahkan dalam sidang banding. 

Klub-klub pun bakal mengurangi rasa hormat kepada aturan FFP. Aturan FFP dibuat dengan tujuan membantu klub agar tidak merugi karena pengeluaran untuk pemain. Namun, dari peristiwa ini transfer gila-gilaan bisa saja kembali terjadi.

Evaluasi harus dilakukan secara menyeluruh di badan organisasi UEFA. Bisa jadi aturan Financial Fair Play pun akan diubah menyusul 'kemenangan' dari Manchester City ini.