Liga Indonesia

Exco APSSI, Bambang Nurdiansyah Soroti Pelatihan Grassroot di Indonesia

Minggu, 26 Juli 2020 12:43 WIB
Penulis: Martini | Editor: Lanjar Wiratri
© Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Sebagai salah satu komite eksekutif (Exco) Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), Bambang Nurdiansyah menyoroti level grassroot. Copyright: © Alvin Syaptia Pratama/INDOSPORT
Sebagai salah satu komite eksekutif (Exco) Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), Bambang Nurdiansyah menyoroti level grassroot.

INDOSPORT.COM - Sebagai salah satu komite eksekutif (Exco) Asosiasi Pelatih Sepak Bola Seluruh Indonesia (APSSI), Bambang Nurdiansyah menyoroti level grassroot sebagai bagian dari Filanesia.

Filosofi Sepak Bola Indonesia (Filanesia) tidak hanya ditujukan pada pemain senior, namun para pemain harus sudah dibentuk dari level paling bawah, yakni grassroot atau dari Sekolah Sepak Bola (SSB).

Dalam Webinar bersama Sekolah Olahraga Barito Putera (SOBP), Sabtu (25/07/20), pelatih yang akrab disapa Banur itu turut memaparkan pembagian metode pelatihan untuk kelompok usia muda sesuai Filanesia.

"Kita sudah punya kurikulum sepak bola Indonesia, Filanesia, disusun berdasarkan budaya yang kita punya. Bikin materi latihan untuk grassroot itu nggak usah neko-neko, sesuai situasi dan kondisi anak-anak kita."

Banur membagi tiga kelompok usia, yakni 6-9 tahun yang lebih banyak bermain jika dibandingkan dengan berlatih. Kemudian, di level usia 10-13 tahun, pemain mulai diajarkan aksi-aksi dalam sepak bola.

Selanjutnya, untuk rentang usia 14-17 tahun, pemain sudah diarahkan untuk memasuki fase pengembangan, dan mulai menjajal pertandingan 11 vs 11. Nantinya, pemain akan siap untuk terjun ke liga profesional.

Sementara di level grassroot, Bambang Nurdiansyah menekankan jika anak-anak tidak perlu bersaing untuk meraih titel juara. Hal yang lebih penting justru bagaimana mereka ingin kembali berlatih secara kontinu.

"Juara itu nggak penting, tapi bagaimana cara kita menghasilkan pemain berkualitas. Makanya dibuat festival untuk usia 6-9 tahun, nggak ada yang juara, semua juara. Kita juga harus ajarkan ini ke orang tua," pungkasnya.