INDOSPORT.COM – Manchester United siap mendekati bintang Watford, Ismaila Sarr, setelah Liverpool mulai mundur dari perburuan pemain sayap asal Senegal tersebut.
Seperti diketahui, Manchester United terbilang pasif di bursa transfer musim panas ini dengan baru mendatangkan satu pemain yakni Donny van de Beek dari Ajax Amsterdam.
Padahal, sejumlah rival domestik seperti Liverpool, Arsenal, Manchester City, serta Chelsea sukses mendatangkan sejumlah pemain anyar, dengan The Blues menjadi yang paling jor-joran berkat kedatangan tujuh bintang baru.
Setan Merah sendiri terus dikaitkan dengan sejumlah pemain, khususnya bintang Borussia Dortmund, Jadon Sancho. Namun, sulitnya negosiasi dengan Die Borussen dan makin dekatnya deadline bursa yang jatuh pada 5 Oktober, membuat MU mulai membidik sejumlah alternatif.
Dilansir Daily Mirror, nama yang kini masuk dalam daftar alternatif untuk Sancho itu adalah bintang andalan Watford, Ismaila Sarr.
Sarr sendiri sebelumnya justru diketahui merupakan pemain incaran dari klub rival Manchester United, Liverpool. Manajer Jurgen Klopp tertarik memboyong bintang muda asal Senegal itu setelah Sarr mencetak dua gol saat Watford mengalahkan The Reds 3-0 pada Februari lalu.
Namun, kepindahan Sarr ke Anfield di bursa transfer ini tersendat karena Liverpool enggan memenuhi banderol yang dipasang Watford yakni 40 juta pounds (Rp768 miliar).
The Reds akhirnya benar-benar mundur dari perburuan setelah mendapatkan Diogo Jota yang bisa dibilang lebih matang, dengan harga yang sama.
Situasi ini pun dimanfaatkan oleh Manchester United dengan mencoba mendatangkan Sarr ke Old Trafford. Apalagi, harga yang diminta Watford untuk pemain berusia 22 tahun itu tidak sampai separuh banderol Jadon Sancho yang mencapai 108 juta pounds (Rp2 triliun).
Dengan demikian, Sarr pun dinilai bisa menjadi alternatif yang murah bagi Manchester United di bursa transfer musim panas ini.
Ismaila Sarr sendiri tampil gemilang bersama Watford musim lalu, dengan catatan enam gol dan enam assist dari 30 penampilan di semua kompetisi. Meski demikian, ia gagal menyelamatkan The Hornets dari degradasi karena hanya finis di peringkat 19 klasemen akhir Liga Inggris.