In-depth

Stok Pemain Liverpool Berkurang, Filosofi Skuat 'Irit' ala Klopp Jadi Tanda Tanya

Sabtu, 21 November 2020 22:24 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Klub Liga Inggris, Liverpool, dan Jurgen Klopp harus pintar-pintar cari solusi usai ditinggal banyak pemain. Copyright: © Andrew Powell/Liverpool FC via Getty Images
Klub Liga Inggris, Liverpool, dan Jurgen Klopp harus pintar-pintar cari solusi usai ditinggal banyak pemain.

INDOSPORT.COM - Klub Liga Inggris, Liverpool, dan pelatih mereka, Jurgen Klopp, belakangan ini harus berkutat dengan jumlah pemain yang semakin berkurang.

Mulai dari Virgil van Dijk dan sejumlah bek yang mengalami cedera, sampai Mohamed Salah yang terserang virus corona Covid-19 ketika bemain untuk Timnas Mesir.

Meski masih memiliki stok pemain yang cukup untuk ‘selamat’, mau tidak mau Klopp harus berhadapan dengan tantangan meramu racikan yang pas. Tentunya, agar The Reds masih bisa bersaing kuat di papan atas klasemen Liga Inggris.

Hingga berita ini ditulis, Liverpool telah mengumpulkan 17 poin dari delapan pertandingan, dengan catatan lima kemenangan, dua hasil imbang, dan satu kekalahan.

Hasil yang mereka peroleh ini bisa dibilang cukup baik, jika menimbang kekuatan skuat yang tidak maksimal seperti biasanya. Hanya saja, melihat situasi sekarang, rasanya ada satu hal yang menggelitik untuk dibahas.

Adalah konsep atau filosofi seorang Jurgen Klopp tentang smaller squad yang pernah ia gaungkan beberapa waktu lalu. Pelatih asal Jerman tersebut mengungkapkan bagaimana dirinya lebih mementingkan kualitas ketimbang kuantitas.

Sejauh ini, Klopp memang kerap memberi kesempatan bagi para pemain akademi untuk tampil di pertandingan-pertandingan piala domestik seperti FA Cup dan Carabao Cup. Tentu hal tersebut ada alasannya. 

Ia ingin memastikan bahwa para pemainnya tidak merasa terbuang atau tidak berguna hanya karena mereka tidak mendapatkan kesempatan bermain. Salah satu caranya adalah menghindari skuat yang terlalu ‘gendut’.

“Solusinya bukan memiliki skuat besar untuk momen tertentu lalu Anda sadar bahwa tidak bisa menggunakan semuanya. Pemain hanya bisa memainkan sepak bola mereka ketika merasa dirinya dibutuhkan,” jelas Klopp, dikutip dari laman This is Anfield, Juli 2020.

Mungkin karena alasan itulah Liverpool sangat pasif bergerak di bursa transfer pemain. Ketika pelatih merasa tidak butuh banyak pemain, apa mau dikata?

Ya, Jurgen Klopp adalah pelatih yang tidak ingin menahan seorang pemain selama berbulan-bulan lalu tiba-tiba mengatakan tim membutuhkannya.

“Kita tidak bisa terus menyimpan pemain di halaman belakang dan baru mengeluarkannya pada saat-saat tertentu. Ukuran skuat tidak penting bagi saya, yang penting kualitas,” tambahnya lagi.

Lalu, ketika kini Liverpool mulai ditinggal satu demi satu pemainnya karena cedera, masihkah Klopp bertahan dengan filosofinya ini?