In-depth

Keras Kepala Chelsea yang Tak Mau Belajar dari AC Milan dan Man United

Rabu, 3 Februari 2021 14:30 WIB
Editor: Coro Mountana
© Wallpaper Cave
Logo Chelsea. Copyright: © Wallpaper Cave
Logo Chelsea.

INDOSPORT.COM – Gaya manajemen Chelsea yang gemar pecat pelatih menjadi bukti keras kepalanya mereka tak mau belajar dari AC Milan dan Manchester United.

Dua laga sudah kita melihat bagaimana Thomas Tuchel mencoba untuk membangun kembali Chelsea yang baru saja porak-poranda akibat ulah Frank Lampard. Hasil sekali menang dan sekali imbang menjadi rangkuman bagaimana perjalanan awal Tuchel di Chelsea.

Melihat kontrak yang diberikan kepada Tuchel oleh Chelsea hanya 18 bulan saja, jelas sang pelatih Jerman harus bekerja dengan cepat. Dengan meminjam slogan Presiden Joko Widodo, kerja.. kerja.. kerja, itu akan menjadi kata penyemangat Tuchel setiap harinya di London.

Tapi tentu Tuchel harus merasa was-was, pasalnya Chelsea sudah terkenal dengan budaya gemar memecat pelatih. Tak terhitung lagi berapa banyak pelatih yang silih berganti menangani Chelsea di era kepemimpinan Roman Abramovich.

Taipan asal Rusia itu tak segan-segan langsung memecat pelatih ketika peforma tim anjlok tanpa pandang bulu. Coba tengok betapa kejamnya Chelsea saat memecat Luiz Felipe Scolari, padahal ia adalah juara Piala Dunia 2002.

Tak perlu jauh-jauh, sang legenda yang dianggap sebagai pangeran di kerajaan bernama Chelsea yaitu Frank Lampard pun tak lepas dari hobi manajemen The Blues. Padahal di musim lalu, dengan kondisi segala terbatas, Lampard mampu membawa Chelsea melebihi ekspektasi orang-orang.

Tapi di musim ini, begitu mendapat sokongan dana transfer dan Lampard gagal memanfaatkannya, sang legenda pun langsung dipecat. Ironisnya, Lampard tak diberikan kesempatan untuk pamit dengan para pemain Chelsea.

Sejumlah laporan yang berhembus di Inggris menyebutkan, Lampard memang sudah tidak mendapatkan dukungan dari para pemain, mereka tampak bingung dengan taktik Super Frank. Parahnya lagi, Lampard juga disebut bertengkar hebat dengan direktur Marina Granovskia.

Tentu, pada akhirnya Chelsea punya alasan tersendiri mengapa mereka dengan tega memecat sang legenda. Tapi satu sorotan utama tetap tak bisa lepas dari Chelsea yaitu, betapa kejamnya tradisi memecat pelatih dengan sangat terburu-buru.

Memang di sepak bola modern saat ini, sangat sulit untuk melihat ada pelatih yang bisa bertahan lama di sebuah klub seperti Sir Alex Ferguson. Tapi klub-klub seperti AC Milan dan Manchester United, seharusnya bisa jadi teladan bagi Chelsea tentang kepercayaan pada pelatih.