In-depth

Romano Floriani Mussolini: Saat Cicit Diktator Terjebak antara Sepak Bola dan Politik

Kamis, 4 Februari 2021 21:41 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© Wantedinrome.com
Romano Floriani Mussolini bergabung dengan Lazio. Copyright: © Wantedinrome.com
Romano Floriani Mussolini bergabung dengan Lazio.

INDOSPORT.COM - Romano Floriani Mussolini, yang notabene cicit diktator fasis Italia, Benito Mussolini, sudah jadi bagian tim muda Lazio.

Bermain sebagai bek kanan, Romano Floriani Mussolini baru saja menembus tim Lazio U-19. Menurut pemberitaan The Guardian, ia termasuk salah satu talenta muda yang dibina oleh Biancocelesti sejak lama.

Meski belum mencatatkan satu pun penampilan, pemain berusia 18 tahun tersebut tentu berharap bisa segera unjuk gigi bersama tim Primavera Lazio.

Pasalnya, ia baru saja dipanggil ke skuat untuk laga kontra AC Milan dan Juventus namun sayangnya belum punya kesempatan bermain.

Keberadaan keturunan Benito Mussolini di Lazio sendiri jelas tidak akan pernah luput dari perbincangan, mengingat sepak terjang klub Italia ini sudah terkenal luas dengan basis suporternya yang beraliran sayap kanan.

Meski demikian, ibu Romano Floriani Mussolini yakni Alessandra tidak ingin sang putra dikaitkan dengan faham fasisme yang sudah telanjur melekat pada keluarga mereka. Politik dan sepak bola adalah dunia yang berbeda.

Paham betul bahwa topik ini begitu sensitif untuk dibicarakan, Alessandra pun menolak berkomentar lebih jauh. Sebagai ibu, ia tentu ingin yang terbaik untuk anaknya, termasuk urusan karier di dunia sepak bola.

“Saya tidak mau berkomentar soal itu, saya pun lebih memilih untuk menjauh dari urusan ini. Anak saya juga tidak ingin ada yang ikut campur dalam urusannya,” kata Alessandra tegas.

Romano Floriani Mussolini sendiri merupakan putra Alessandra dan Mauro Floriani yang lahir pada tahun 2003. Kakeknya adalah seorang musisi jazz yang juga putra Benito Mussolini dan sang istri, Rachele Guidi.

Berbicara soal nama keluarga yang melekat pada dirinya, Romano Floriani Mussolini, sama seperti sang ibu, nampaknya juga enggan bicara banyak. Ia pun lebih memilih membahas sepak terjangnya sebagai pemain sepak bola di Lazio yang tengah meniti kariernya.

“Di Lazio, saya dinilai berdasarkan kemampuan bermain sepak bola saya, bukan nama keluarga. Semoga saya bisa segera debut di tim Primavera,” ucapnya seperti diberitakan laman The Lazali.

Menyandang nama Mussolini di Lazio jelas bukan hal mudah bagi seorang pemuda berusia belasan tahun seperti Romano. Akan tetapi, semua itu adalah takdir yang harus ia jalani meski sulit sekali pun.

Entah itu ada yang terus-terusan mengaitkan dirinya dengan politik pada masa yang akan datang, maupun menyebut hal-hal lain yang bisa jadi tidak berkenan di hatinya. Padahal, ia hanya seorang remaja yang ingin bermain sepak bola.

Ketika nanti namanya sudah makin bersinar dan dikenal luas pun, mungkin Romano harus menyiapkan jawaban yang tepat jika ditanya lagi soal marga keluarga yang disandangnya.

Akan tetapi, tidak dapat dipungkiri bahwa euforia maupun rasa penasaran publik terhadap masa depan sang pemain di Lazio masih akan membesar dari waktu ke waktu, apalagi saat ini usianya masih begitu muda dan jalannya masih panjang.

Ia adalah talenta yang cukup menjanjikan, hanya butuh menambah jam terbang dan pengalaman untuk jadi pemain hebat, ia juga punya kualitas. Setidaknya itu yang pernah disampaikan manajer tim muda Lazio, Mauro Bianchessi.

“Dia seorang yang rendah hati dan tidak pernah mengeluh, bahkan ketika ia tidak bermain selama dua tahun. Saya menyukainya, dia memang belum jadi pemain besar tapi dia menjanjkan,” ujar Bianchessi.

“Beban dengan nama keluarga? Saya tidak pernah berbicara dengan orang tuanya, tapi yang terpenting adalah apakah satu pemain itu layak bermain atau tidak, bukan yang lain,” tambahnya lagi.

Seperti kata Bianchessi, tinggal dinanti saja akan seperti apa sepak terjang Romano Floriani Mussolini di tim Primavera Lazio atau bahkan di level senior nantinya, pastinya tanpa embel-embel nama keluarga dan benang merah dunia politik.