Duel Antarlini Manchester City vs Chelsea di Liga Inggris: Adu Efektivitas Lini Depan

Pertarungan seru akan tersaji di lini tengah karena kedua tim menerapkan formasi yang amat berbeda. Guardiola mengusung skema double pivot dan tiga gelandang serang, sementara Chelsea menumpuk empat gelandang dan dua gelandang serang di belakang striker. 

Memasang 4 pemain di lini tengah, Chelsea menumpukkan serangan pada Marcos Alonso atau Ben Chilwell di gelandang sayap (fullback) kiri serta Reece James di kanan. Keduanya akan mengapit N’Golo Kante serta Mateo Kovanic yang berperan sebagai duo gelandang sentral.

Sementara itu di kubu City, Pep Guardiola belakangan ini kerap memasang trio Ilkay Gundogan, Rodri, dan Kevin de Bruyne. Rodri akan bertugas menjaga kedalaman, sedangkan de Bruyne menjadi otak kreativitas bersama Gundogan. Keduanya juga kerap muncul mendadak di kotak penalti lawan.

DEPAN

Dalam beberapa laga terakhir, Tuchel mengandalkan Kai Havertz sebagai ujung tombak dengan dibantu dua gelandang serang, Mason Mount dan Christian Pulisic. Namun, Havertz lebih kerap berperan sedikit lebih ke belakang sebagai false nine sehingga Mount dan Pulisic yang beroperasi di kotak penalti lawan.

Formasi ini berjalan lancar di mana dalam lima laga terakhir Pulisic mencetak 3 gol, sedangkan Mount dan Havertz sama-sama mencetak 1 gol dan 1 assist.

Pola yang mirip diterapkan Pep Guardiola di mana Gabriel Jesus berperan sebagai false nine, dengan diapit Riyad Mahrez dan Phil Foden atau Raheem Sterling di sayap Manchester City.

Jesus bertugas menarik perhatian lini belakang Chelsea, sehingga Mahrez dan Foden bebas melakukan tusukan dari sayap sebelum memberikan umpan ke tengah atau menuntaskan serangan sendiri. Menarik untuk menyaksikan lini depan siapa yang lebih efektif pada laga pekan ke-35 Liga Inggris nanti.