In-depth

Edson Alvarez, Bintang Ajax yang Didekati Chelsea sebagai Alternatif Declan Rice

Sabtu, 22 Januari 2022 10:35 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
 Copyright:
Bedah Kualitas Edson Alvarez Dibandingkan Declan Rice dan Tchouameni

Secara usia, Edson Alvarez (24 tahun) jauh lebih tua ketimbang Declan Rice (23 tahun) dan Aurelien Tchouameni (21 tahun). Dengan perbedaan usia tersebut dan kualitas liga yang diikuti, wajar jika perbedaan harga ketiganya mencolok.

Namun, Chelsea seakan ingin menanggalkan Policy mengenai merekrut pemain muda untuk tim utama. Saat ini, The Blues membutuhkan pemain yang berpengalaman di level teratas.

Baik Rice dan Tchouameni, keduanya memang telah teruji di liga masing-masing, namun belum begitu teruji di pentas Eropa seperti Liga Champions layaknya Alvarez.

Selain itu, Alvarez punya keunggulan dibandingkan Rice dan Tchouameni, yakni kemampuannya menempati beragam posisi atau Versatile.

Sebagai catatan, Alvarez bisa beroperasi sebagai gelandang bertahan dengan 98 penampilan, bek tengah dengan 68 penampilan, dan 8 penampilan sebagai bek kanan.

Hal ini berbeda dengan Rice dan Tchouameni yang lebih sering diplot di satu posisi saja, yakni gelandang bertahan atau gelandang sentral.

Selain persoalan posisi, Alvarez punya catatan defensif maupun kemampuan mendikte permainan yang tak berbeda jauh dengan Rice dan Tchouameni, atau malah bisa dikatakan unggul.

Sebagai perbandingan dari cara mendikte permainan, Alvarez punya rata-rata melepaskan operan 64,81 kali per 90 menit dengan tingkat kesuksesan sebesar 91,1 persen.

Sedangkan Rice hanya melepaskan operan sebanyak 53,19 kali per 90 menit dengan tingkat kesuksesan 89,3 persen, serta Tchouameni hanya melepaskan 60,52 operan per 90 menit dengan tingkat kesuksesan sebesar 85,6 persen.

Lalu dari segi defensif, Rice yang dianggap gelandang bertahan terbaik di Liga Inggris, punya statistik yang kalah mentereng dari Tchouameni dan Alvarez.

Alvarez punya rataan defensif seperti blok sebesar 2,49 kali, sapuan sebanyak 2,99 kali dan memenangkan duel udara sebanyak 2,79 kali. Rataan statistik yang pas untuk seorang gelandang bertahan dengan kemampuan sebagai bek tengah.

Lain halnya dengan Rice yang lebih unggul di sisi intersep dengan 2,71 kali per 90 menit, namun kurang dalam memenangi duel udara, sapuan dan blok.

Sedangkan Tchouameni memiliki nilai intersep dan tekel yang lebih baik ketimbang Rice dan Alvarez dengan 3,21 intersep per 90 menit dan tekel sebanyak 4,02 kali per 90 menit, namun kalah dalam hal blok dan sapuan.

Dari catatan di sektor masing-masing, mendatangkan Alvarez yang lebih murah dari segi harga akan membuat Chelsea mendapat sebuah paket lengkap dari tiga posisi dibandingkan Rice dan Tchouameni.

Alvarez bisa menjadi pendikte permainan di sektor gelandang tengah, gelandang bertahan yang mumpuni, serta bek tengah yang tangguh.

Terlepas dari hal tersebut, Chelsea memang membutuhkan regenerasi di sektor gelandang tengah dan bek seiring menuanya Jorginho, N’Golo Kante, dan juga Thiago Silva.

Untuk itu, nama Edson Alvarez menjadi opsi brilian bagi Chelsea dan juga Thomas Tuchel yang ingin menggunakan skema empat bek dalam formasinya kelak.