Liga Indonesia

Jika Tak Ada Kepastian Kongres, Anggota Asprov PSSI DKI Akan Sampaikan Mosi Tak Percaya

Jumat, 18 Februari 2022 10:21 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Isman Fadil
© Asprov PSSI DKI Jakarta
Dispora DKI Jakarta dan Asprov PSSI DKI Jakarta mengadakan seleksi masuk Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan (POPB) khusus cabor sepak bola di Lapangan Ragunan. Copyright: © Asprov PSSI DKI Jakarta
Dispora DKI Jakarta dan Asprov PSSI DKI Jakarta mengadakan seleksi masuk Pembinaan Olahraga Prestasi Berkelanjutan (POPB) khusus cabor sepak bola di Lapangan Ragunan.

INDOSPORT.COM - Masa kepengurusan Asprov PSSI DKI Jakarta kepemimpinan Uden Kusuma Wijaya belum menunjukkan tanda bakal mengelar kongres pemilihan. Anggota siap sampaikan mosi tak percaya.

Masa kepengurusan Asprov PSSI DKI Jakarta bakal selesai pada 22 Februari 2022. Sesuai statuta PSSI Pasal 32 tentang Kongres, anggota diberitahu secara tertulis mengenai tempat, dan tanggal sekurang-kurangnya 60 (enam puluh) hari sebelum diadakannya Kongres.

Sampai saat ini belum juga ada tanda-tanda ketua Asprov DKI, Uden Kusuma, menginstruksikan penyelenggaraan kongres. 16 dari 30 klub juga sudah mendesak agar segera dilakukan sebelum tanggal kadaluarsa kepengurusan.

"Jika setelah tanggal 22 (tidak ada kepastian kongres), kami ada turn over atau deklarasi agar segera menyelesaikan masalah kepengurusan ini. Kalau tidak ada kepengurusan, berarti tidak ada yang urus (Asprov) Jakarta. Menurut saya Jakarta ini barometer keberhasilan dan ketertiban," kata Erick dari klub Laskar Muda.

Erick tak ingin Asprov PSSI DKI saat ini meninggalkan citra buruk. Menurutnya, harus ada estafet kepengurusan yang dilakukan secara wajar, jangan diakhiri tanpa kejelasan.

"Kami tentu berterima kasih dengan kepengurusan saat ini yang sudah bekerja, tapi tentu belum puas. Kami ingin ada penyegaran supaya target-target Jakarta secara prestasi bisa tercapai yang jauh lebih baik dari sekarang," ujar Erick.

"Organisasi tentu harus ada estafet. Sebagai pemimpin kepengurusan yang baik harus mampu mengestafetkan kepemimpinan dalam bentuk pertanggungjawaban di kongres. Seperti pemilihan umum ada tahap-tahapnya, tapi ini tidak ada," beber ia.

"Ini sepertinya tidak ada tanda-tanda itu. Ini terlihat bakal berakhir seperti kadaluarsa, bukan kepengurusan berakhir dengan serah terima sampai pertanggungjawaban. Itu menjadi legacy yang tidak baik dalam perspektif keorganisasian," sambungnya.

Asprov DKI periode 2017-2022 sejauh ini minim terobosan. Lebih menyedihkan lagi ketika tim sepak bola putra DKI gagal lolos ke PON Papua beberapa bulan lalu.