In-depth

PSG Segera Menyusul? Ini 5 Proyek Klub Mendadak Kaya yang Gagal Total dan Hancur

Sabtu, 19 Maret 2022 14:26 WIB
Editor: Juni Adi
© REUTERS/Alessandro Garofalo
Selebrasi pemain PSG setelah Kylian Mbapp mencetak gol ke gawang Real Madrid pada laga Liga Champions (16/02/22). FOTO: REUTERS/Alessandro Garofalo Copyright: © REUTERS/Alessandro Garofalo
Selebrasi pemain PSG setelah Kylian Mbapp mencetak gol ke gawang Real Madrid pada laga Liga Champions (16/02/22). FOTO: REUTERS/Alessandro Garofalo
Anzhi Makhachkala

Pada tahun 2011, miliarder Rusia, Suleyman Kerimov menerima 100% saham di Anzhi Makhachkala dan Kerimov berencana untuk berinvestasi lebih dari $ 200 juta dolar khusus untuk pengembangan infrastruktur saja.

Klub mulai mengeluarkan banyak uang untuk memboyong pemain sayap Maroko Mbark Boussoufa, Samuel Eto'o dari Inter Milan.

Yuri Zhirkov dari Chelsea dan Balazs Dzsudzsak dari PSV. Beberapa pemain tersebut diboyong dengan harga yang cukup mahal.

Anzhi juga mengangkat Guus Hiddink sebagai manajer mereka pada tahun 2011 dan mendatangkan Christopher Samba dengan harga 12 juta Poundsterling dari Blackburn Rovers.

Pada tahun 2012, Roberto Carlos pensiun sebagai pemain dan menjadi direktur klub. Kemudian pada tahun yang sama, klub juga membuka akademi.

Pada titik ini, Zenit dan CSKA Moskow sepertinya mendapatkan saingan dari Anzhi untuk meraih gelar liga.

Namun, pada bulan Agustus tahun 2013, Kerimov memutuskan untuk mengurangi anggaran tahunan tim.

Menurunnya kesehatan Kerimov menjadi alasan utama hal tersebut. Klub akhirnya menjual Samuel Eto'o dan Willian yang pindah ke Chelsea.

Lacina Traore ke Monaco, Lassana Diarra dan Mbark Boussoufa pindah ke Lokomotiv Moskow, Denisov, Zhirkov dan Kokorin pindah ke Dynamo Moscow.

Anzhi terdegradasi di akhir musim dengan hanya 3 kali menang dan memiliki 20 poin. Hal ini membuat Anzhi menjadi tim terakhir yang terburuk di Eropa pada musim itu.