In-depth

Dari Liga 3 jadi Pahlawan SEA Games dan Timnas Indonesia, Perjalanan Karier Hebat Ramadhan Sananta

Jumat, 19 Mei 2023 00:52 WIB
Editor: Izzuddin Faruqi Adi Pratama
© Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Penyerang belia PSM Makassar, M Ramadhan Sananta, melakoni debutnya sebagai starter kontra Arema FC pada pekan kelima BRI Liga 1 2022/23. Copyright: © Adriyan Adirizky/INDOSPORT
Penyerang belia PSM Makassar, M Ramadhan Sananta, melakoni debutnya sebagai starter kontra Arema FC pada pekan kelima BRI Liga 1 2022/23.
Langsung Melejit ke Kasta Tertinggi

Ramadhan Sananta tidak berlama-lama di kasta ketiga karena kemudian Persikabo 1973 dari Liga 1 datang menghampirinya di 2022.

Sosok yang berjasa membawanya untuk berbaju Laskar Padjajaran tidak lain adalah pelatih kenamaan Liestiadi.

Tampaknya juru taktik yang sempat menukangi Persipura Jayapura, PSIM Yogyakarta, dan Gresik United itu menyaksikan sendiri kehebatan Sananta di Liga 3 mengingat Harjuna Putra adalah klub dari Medan, kota asal Liestiadi sendiri.

Hanya empat pertandingan saja yang Sananta jalani bersama Persikabo namun itu pun sudah cukup jadi alasan untuk PSM Makassar, kesebelasannya kini, untuk berherak mendekat.

Akhirnya pada awal Liga 1 musim 2022/2023 lalu, nama Sananta masuk dalam daftar pemain Juku Eja.

Pada awalnya sempat diragukan apakah sang wonderkid yang masih berusia 19 tahun kala itu dapat bersaing untuk mendapatkan menit bermain.

Pasalnya PSM juga sudah mengkontrak legiun asing dari Brasil yakni Everton untuk mengisi pos penyerang tengah. Beruntung Bernardo Tavares selaku pelatih punya kepercayaan tinggi pada Sananta.

Setelah hanya duduk di bangku cadangan pada tiga pekan pembuka Liga 1, Ramadhan Sananta pun mulai diberi haknya di lapangan. Usai melakoni debut sebagai cameo melawam RANS Nusantara FC di pekan keempat, Tavares menjadikannya starter selama 76 menit kala PSM jumpa Arema FC sepekan berselang.

Keran gol Sananta baru terbuka di pekan ketujuh dan korbanya bukan main-main, Persib Bandung. Sebuah brace ia persembahkan dan PSM Makassar pun menang besar 5-1.

Semula banyak yang mengira dua golnya ke gawang Maung Bandung hanya hoki belaka namun justru seiring berjalannya waktu clutch gene Sananta mulai terbentuk.