In-depth

Jadi Nakhoda Terburuk di Sejarah Chelsea, 6 Pelatih Liga 1 Ini Lebih 'Superior' Ketimbang Lampard

Jumat, 26 Mei 2023 21:30 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Prio Hari Kristanto
© Arif Rahman/INDOSPORT
Pelatih Persib Bandung, Luis Milla. Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Pelatih Persib Bandung, Luis Milla.
1. Bernardo Tavares (PSM Makassar)

Lisensi memang bukan tolak ukur mutlak kualitas seorang pelatih namun tetap bisa jadi bahan pertimbangan untuk penunjukkan dari sudut pandang klub. Contoh keputusan jackpot adalah ketika PSM Makassar menjadikan Bernardo Tavares sebagai nakhoda mereka di Liga 1 2022/2023.

Meski pada awalnya tidak diunggulkan sama sekali, Juku Eja justru keluar sebagai juara di tangan pria 43 tahun asal Portugal itu. Puasa gelar liga mereka yang sudah berlangsung sejak 2000 pun akhirnya bisa diakhiri.

Tavares diberi banyak kredit dengan bagaimana ia bisa mengeluarkan potensi terbaik sejumlah pemain lokal seperti Yance dan Yakob Sayuri, Ramadhan Sananta, serta Akbar Tanjung. 

Predikat pelatih UEFA Pro semakin terlihat pantas ia pegang meski sebelumnya banyak menjadi kutu loncat di liga-liga 'kecil' seperti Macau, Oman, dan lain-lain.

2. Luis Milla (Persib Bandung)

Sosok Luis Milla tidak perlu diperkenalkan panjang-panjang. Bos Persib Bandung yang satu ini adalah salah satu atau bahkan mungkin pelatih dengan background terbaik di Liga 1 saat ini.

Ia dulu bermain di divisi teratas Spanyol bersama Barcelona, Real Madrid, dan Valencia. Bahkan ketika beralih menjadi pelatih kariernya langsung berada di titik tertinggi dengan menangani timnas Spanyol di berbagai level dan begitu pula timnas Indonesia.

Akis Milla bersama Persib pada Liga 1 musim depan patut dinanti. Setelah hanya bertugas di paruh kedua 2022/2023, perlu dilihat bagaiman jika skuad Maung Bandung merasakan tangan dinginnya sejak kompetisi dimulai.

3. Gilbert Aguis (PSIS Semarang)

Walau sebelum ini Gilbert Aguis hanya pernah melatih timnas dan klub negara asalnya yang terbilang kecil yakni Malta, namun itu tidak membuatnya terhalang untuk bisa mempunyai lisensi tertinggi di dunia kepelatihan.

Akhirnya Aguis diberi kesempatan untuk menangani PSIS Semarang, salah satu kesebelasan bertabur bintang di Liga 1 saat ini.

Pada akhir musim lalu ia sempat memimpin Laskar Mahesa Jenar bermain di sembilan pertandingan namun hanya bisa meraih dua kemenangan saja. Cukup wajar mengingat Aguis belum bisa menanamkan taktiknya secara sempurna sehingga perlu musim depan untuk menilai kecerdasannya yang sebenarnya.