Menyesal Menangi Golden Boy, Mantan Wonderkid AC Milan Akui Mimpi Terlalu Tinggi
INDOSPORT.COM – Mantan wonderkid AC Milan, Alexandre Pato, mengakui dirinya bermimpi terlalu tinggi yang disebabkan oleh keberhasilannya memenangi anugerah Golden Boy 2009.
Alexandre Pato memulai kariernya sebagai pemain akademi bagi Inernacional umur 11 tahun atau pada tahun 2000 silam.
Pato melangsungkan debut seniornya pada 2006 bersama Internacional saat dia menginjak usia 16 tahun dan mencetak 12 gol dari 27 laga dan membantu timnya memenangi FIFA Club World Cup 2006.
Kecemerlangannya bersama Internacional itu membuat dirinya diminati oleh Barcelona, Ajax Amsterdam, Real Madrid, dan AC Milan.
Pada akhirnya, raksasa Liga Italia, AC Milan, berhasil memboyong Pato pada 2009 lalu dan langsung mendapatkan penghargaan bergengsi, seperti Golden Boy dan Serie A Young Footballer of the Year.
Pria asal Brasil ini menjelaskan mengapa dirinya memilih Rossoneri karena saat itu raksasa Liga Italia itu masih dihuni oleh pemain kelas dunia, seperti Kaka, Clarence Seedorf, Paolo Maldini, Nesta, Andrea Pirlo, dll.
Pada musim 2010/2011, pria yang kini berusia 33 tahun itu berjasa besar dalam memenangi Scudetto bersama AC Milan, bahkan Pato merupakan top skor klub dengan torehan 14 gol dari 25 laga.
Namun, apa yang terjadi dengan Alexandre Pato sekarang yang mana kariernya mulai meredup, bahkan namanya sudah jarang diingat lagi.
Belum lama ini ia kemudian buka suara pada The Player's Tribune jika Golden Boy jadi salah satu alasan kenapa karier sepakbolanya tersendat sebelum potensinya terpenuhi.
1. Kehilangan Kepercayaan Diri Buat Pato Meredup
Penampilan ciamik Alexandre Pato bersama AC Milan membuat para fansnya bergelora bahwa dirinya bakal menjadi pemain terbaik di dunia dan memenangi Ballon d’Or.
Hal itu tentu membuat Alexandre Pato senang bukan main, tetapi ada hal buruk yang nyatanya menghantui wonderkid AC Milan pada saat itu.
Pria asal Brasil ini mulai bermimpi terlalu besar. Memang sang pemain mengakui dirinya tetap bekerja keras, tetapi imajinasinya justru semakin liar.
Pato bahkan menekankan dirinya sudah sempat menggengam trofi bergengsi, Ballon d’Or, dan dirinya mengakui sulit untuk tidak membayangkan hal itu.
Hal itu mungkin tidak mengherankan sebab saat Pato masih menikmati masa indahnya bermain bagi AC Milan, dia tiba-tiba memenangi Golden Boy sebagai pemain muda terbaik di Eropa pada 2009.
Hal itu membuat eks pemain Internacionale ini terus terpaku memikirkan masa depannya hingga dia kehilangan kepercayaan diri karena kerap dirundung cedera pada 2010.
Kesalahan terbesarnya adalah saat sang pemain berpikir ingin menyenangkan semua orang dan tidak akan bercerita jika terkena cedera.
Alhasil, Alexandre Pato pun tidak mampu memenuhi ekspektasi fans untuk mencetak 30 gol semusim karena dirinya tidak bisa merumput karena cedera sehingga banyak orang meragukannya.
Alexandre Pato bahkan menekankan dirinya bisa mengatasi sendiri jika ada orang yang meragukan dirinya, tetapi hal itu berbeda bila keraguan tersebut datang dari diri sendiri.
Hal itu pada akhirnya membuat Alexandre Pato akhirnya harus meninggalkan Eropa dan bermain di Tianjin Tianhai (2017-2019), Sao Paolo (2019-2020), hingga Orlando City.
Saat ini pria asal Brasil itu baru mencetak tiga gol dari 22 laga bersama Orlando City dan kontraknya bakal habis pada Januari 2023 mendatang. Ia sempat berujar ingin kembali ke Liga Italia dan siap membela AC Milan lagi jika dibutuhkan.
Sumber: Twitter