Menguji Adrenalin di GPN Kulon Progo

Minggu, 3 September 2017 07:05 WIB
Penulis: Zainal Hasan | Editor: Yohanes Ishak
© Zainal Hasan/INDOSPORT
Proses pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo. Copyright: © Zainal Hasan/INDOSPORT
Proses pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo.

Kabupaten Kulon Progo mengeksplor keindahan alamnya dalam perhelatan Gowes Pesona Nusantara yang merupakan salah satu program andalan Kemenpora bertajuk “Ayo Olahraga” untuk terus mengampanyekan agar masyarakat gemar berolahraga.

Namun ada yang berbeda dalam GPN Kulon Progo ini. Terlebih dalam prosesi pengambilan tanah dan air. Pengambilan tanah dan air yang menjadi mata rantai dari kegiatan Gowes Pesona Nusantara itu sendiri dikenal dengan nama Menoreh.

Berbeda dari prosesi pengambilan tanah dan air di daerah sebelumnya, pada etape Menoreh Kabupaten Kulon Progo yang dilakukan pada Sabtu (02/09/17) ini bisa terbilang menantang adrenalin serta menunjukkan keguyuban dan kekompakan sebuah daerah.

Pasalnya air yang diambil untuk dijadikan satu dengan 89 titik lainnya dari seluruh Indonesia berasal dari puncak Suroloyo, salah satu bukit tertinggi di pegunungan Menoreh, tepatnya di Dusun Keceme, Desa Gerbosari, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.

© Zainal Hasan/INDOSPORT
Proses awal dari pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo. Copyright: Zainal Hasan/INDOSPORTProses awal dari pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo.

Dengan memiliki ketinggian sekitar 1.000 meter dari permukaan air laut, sehingga untuk mencapai puncak, terlebih dahulu harus melewati ratusan anak tangga. 

Lokasi pengambilan air ini menjadi spot yang sangat istimewa sehingga dijadikan obyek wisata pemda setempat untuk menikmati indahnya empat gunung besar di Jawa seperti Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sindoro.

Selain itu kemegahan Candi Borobudur yang berada di Magelang juga dapat dinikmati dengan jelas melalui puncak Suroloyo ini.

Sedangkan tanah yang diambil dari Kabupaten Kulon Progo berasal dari 12 Kecamatan yang dijadikan satu, seperti dari Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon dan Wates.

Budi Hartono selaku Bidangpora Kulon Progo sekaligus Ketua Panitia Gowes Pesona Nusantara etape Menoreh ini mengaku sengaja mengambil tanah dari 12 titik Kecamatan di Kabupaten Kulon Progo ini bukan lain hanya untuk menunjukkan betapa solid dan kuatnya masyarakat setempat terhadap keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Kami berupaya untuk tidak sekadar memberikan tanah dan air dalam perhelatan ini, sehingga melalui prosesi pengambilan melibatkan banyak unsur masyarakat Kulon Progo yang kami dedikasikan untuk keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), melalui program Kemenpora Gowes Pesona Nusantara ini," tutur Budi Hartono.

© Zainal Hasan/INDOSPORT
Salah satu proses pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo. Copyright: Zainal Hasan/INDOSPORTSalah satu proses pengambilan air dan tanah di GPN Kulon Progo.

Sementara itu terkait Gowes Pesona Nusantara, lebih lanjut Budi mengatakan bahwa setidaknya 16 ribu peserta siap ambil bagian pada start yang akan berlangsung di alun-alun Kulon Progo pada Minggu (03/09/17) dengan menempuh jarak 12 km, di mana terdiri dari 75persen kegiatan bergowes dan selebihnya beraktivitas jalan sehat yang merupakan bagian dari perhelatan tersebut.

Tak hanya menggelorakan olahraga, Budi juga menyampaikan jika pihaknya menjalin kerja sama dengan pihak lain pada ajang ini sehingga terciptanya sebuah roda perekonomian serta menularkan ‘virus’ olahraga terhadap masyarakat.

"Kami juga membuat sport fair, di mana para atlet berprestasi Kulon Progo di Pekan Olahraga Daerah XIV DIY 2017 akan kami hadirkan, para pengunjung dapat melakukan foto bersama dengan para atlet beserta medali emasnya, mencoba langsung cabang olahraganya seperti panahan serta lainnya, bertujuan untuk memberikan motivasi lebih terhadap masyarakat untuk menggeluti cabang olahraga tersebut," paparnya.

"Sebuah raihan prestasi tertinggi dimulai dari titik ini, di mana pembudayaan olahraga, pemasalan olahraga serta mencintai olahraga menjadi dasar untuk menuju dan bertengger di podium juara, untuk itu upaya tersebut kami lakukan untuk kejayaan olahraga Indonesia di masa yang akan datang," pungkas Budi.