Raih Perak di PON Papua, Petinju Remaja asal Lampung Ketiban Rejeki Nomplok

Kamis, 14 Oktober 2021 13:21 WIB
Penulis: Ade Gusti | Editor: Prio Hari Kristanto
© lampung.tribunnews
Petinju remaja asal Lampung, Nabila Maharani, mendapatkan kesempatan bertanding di Tajikistan meskipun dia  hanya meraih medali perak di PON Papua. Copyright: © lampung.tribunnews
Petinju remaja asal Lampung, Nabila Maharani, mendapatkan kesempatan bertanding di Tajikistan meskipun dia hanya meraih medali perak di PON Papua.

INDOSPORT.COM – Petinju remaja asal Lampung, Nabila Maharani, mendapatkan kesempatan bertanding di Tajikistan meskipun dia  hanya mampu meraih perak di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua 2021.

Nabila Maharani hanya mampu mempersembahkan medali perak cabor tinju kelas layang putri untuk kontingen Lampung setelah bertanding di partai final  melawan juara bertahan Endang (NTT).

Petinju berusia 18 tahun tersebut tak kuasa menahan serangan-serangan Endang yang berpengalaman dua tahun lalu meraih perak SEA Games 2019 di Filipina.

Saling baku hantam selama tiga ronde, Nabila akhirnya menyerah kalah dengan skor 1-4 dari Endang yang juga meraih medali emas di PON 2016 silam.

Meski tak mampu menjadi juara, namun Nabila mendapatkan rejeki nomplok dengan diberi kesempatan mengikuti kejuaraan tinju remaja di Tajikistan setelah PON XX Papua berakhir.

Melansir dari Antara, Rabu (14/10/21), Ketua Persatuan Tinju Amatir Indonesia (Pertina) Lampung Heris Meyusef, mengatakan bahwa Nabila ditawari langsung oleh Ketua Umum PB Pertina selepas final.

“Tadi usai final Nabila melawan Endang (petinju asal NTB) kami dihampiri Ketua Umum PB Pertina menyampaikan akan mengikutsertakan Nabila try out kejuaraan tinju di Tajikistan,” kata Heris Meyusef.

Pihak Pertina Lampung pun menyambut baik tawaran tersebut. Sesuai rencana, kejuaraan yang digunakan untuk try out tersebut bakal berlangsung pada bulan Desember nanti.

Sebelumnya, Pertina Lampung membuat jadwal melakukan uji tanding ke Dubai pada Agustus lalu, Namun, rencana itu batal karena adanya larangan masuk bagi negara yang memiliki kasus COVID-19 tinggi.