Kisah Inspiratif Fiona Carey, Penyintas 8 Kanker yang Menjelma Jadi Kapten Tim Basket

Selasa, 20 April 2021 15:26 WIB
Editor: Yosef Bayu Anangga
 Copyright:
Paralimpade 2012 Jadi Awal Perkenalan dengan Basket Kursi Roda

Persis ketika ia mengundurkan diri dari pekerjaannya pada 2012, Fiona dan suaminya, Howard, menyaksikan pertandingan basket kursi roda di ajang Paralimpade 2012 di London. Ajang tersebut pun menginspirasi dirinya untuk ikut terlibat menjadi atlet.

“Saya menonton basket kursi roda di Paralimpiade. Ketika mereka mulai bertanding, saya langsung melongo. Saya berpikir, ‘saya bisa melakukan ini. Ini sepertinya menyenangkan,’” ungkap Fiona seperti dilansir Metro.

Fiona Carey pun kemudian mewujudkan ucapannya itu dengan menjajal basket kursi roda. “Saya menyukai bermain bola. Memegang, melempar, memantulkan, dan menangkap bola terasa menyenangkan.”

“Saya menyukai menembak dan mencetak angka. Olahraga ini cepat, kompetitif, dan keras. Anda harus berjuang sepanjang waktu.”

Semangat dan kerja keras Fiona dalam berlatih basket kursi roda membuat kemampuannya meningkat. Dalam usia 60 tahun, wanita asal West Yorkshire kini menjadi kapten tim basket kursi roda bernama Eastern Blue Stars, di daerah East Anglia, Inggris.

© Twitter @finchinch
Fiona Carey, penyintas 8 kanker yang jadi atlet basket kursi roda asal Inggris Copyright: Twitter @finchinchFiona Carey, penyintas 8 kanker yang jadi atlet basket kursi roda asal Inggris

Fiona pun kini rutin berlatih bersama timnya seminggu sekali. Ia juga berlatih tiga pekan sekali bersama mantan anggota timnas basket kursi roda Inggris Raya, Emily Scrivener.

“Saya lebih bangga dengan prestasi saya ini (menjadi kapten tim) daripada pencapaian lain dalam hidup saya, selain menjadi ibu.”

“Saya tidak punya masalah saraf. Tapi jika saya tidak menggunakan kursi roda saya sedikit kesulitan. Saya terlihat payah dan seperti orang cacat. Tapi jika memakai kursi roda saya bisa pergi ke mana saya dan tidak terlihat menyedihkan.”

“Memakai kursi roda tidak menghalangi saya dari olahraga. Sebaliknya, kursi roda justru membebaskan saya. Saya tidak terjebak di kursi roda. Saya memakainya.”