In-depth

Joseph Lasiri, Ditolak Klub Sepak Bola Italia hingga Bersinar di Muay Thai

Jumat, 20 November 2020 16:03 WIB
Editor: Isman Fadil
© Dok. ONE Championship
Petarung MMA dari Italia, Joseph Lasiri. Copyright: © Dok. ONE Championship
Petarung MMA dari Italia, Joseph Lasiri.

INDOSPORT.COM - Juara Dunia WBC Muay Thai, Joseph “The Hurricane” Lasiri, sempat bermimpi menjadi seorang pesepakbola. Namun karena masalah postur tubuh, membuat dirinya urung berkarier di olahraga paling digemari seluruh dunia tersebut.

Lasiri lahir dari keluarga yang memiliki darah Maroko di Milan, Italia. Ia adalah anak ketiga dari empat anak pria yang dibesarkan di Monza, sebelah utara Milan. Orang tua petarung berusia 29 tahun tersebut bukan dari kalangan berada, seperti halnya para pendatang lain. 

“Kami adalah keluarga sederhana yang berhati besar,” tutur Joseph Lasiri dalam rilis yang diterima INDOSPORT.com.

“Ibu dan ayah saya merupakan bagian dari kelas pekerja saat kami muda, namun situasi di Italia serba sulit. Mereka kesulitan untuk terus bekerja,” sambungnya.

Lasiri mengaku dirinya bukanlah seorang yang gila dengan akademik. Bahkan jarang memperhatikan pelajaran di kelas.  

“Saya tidak begitu menyukai sekolah. Sayangnya, saya tak begitu memperhatikan [pelajaran]. Sekarang, saya menyesal,” ungkapnya.

“Saya kerap terlibat argumen dengan anak-anak lainnya, dan sangat kompetitif dalam apapun yang kami kerjakan.”

Akademik mungkin memang bukan passion dari Lasiri. Namun, berbeda jika menyangkut olahraga.

Sepak Bola, Cinta Pertama Joseph Lasiri

Layaknya jutaan anak lainnya di Italia, sepak bola adalah cinta pertama Lasiri. Si kulit bundar memberi energi dan kesempatan baginya untuk melepaskan diri dari kehidupan jalanan.

Sayangnya, mimpinya menjadi pesepakbola harus terkubur saat sebuah klub Italia menolaknya dengan alasan tinggi badan yang tidak ideal.

“Saya selalu suka bermain bola. Saat kecil, saya bertanding untuk klub lokal,” tuturnya.

“Saya memulai seni bela diri setelah dikeluarkan dari tim bola karena bertubuh terlalu kecil – saya jauh lebih kecil dibandingkan anak-anak lainnya. Saya sempat menyimpan dendam karena ditendang dari tim dan mereka mengatakan jika saya tak bisa melakukan apapun.”

Setelah harus melupakan sepak bola dalam hidupnya, Lasiri lebih banyak menghabiskan waktunya di jalanan. Hal itu bisa saja membawanya pada jalan hidup yang salah, namun penolakan yang ia terima dari sepak bola justru membangkitkan api semangat dalam dirinya.

Keluar dari Masa-masa Sulit

Lasiri sempat berhenti latihan saat keluarganya jatuh akibat krisis ekonomi di Italia.  Orang tuanya keluar dari pekerjaan, yang memaksa Lasiri untuk meninggalkan Italia menuju Inggris demi membantu mereka.

“Hal tersulit yang pernah saya lakukan adalah pindah ke London karena orang tua saya tidak memiliki pekerjaan,” tutur Lasiri.

“Saya pergi ke sana karena perlu mencari kerja dan mengirim uang ke rumah demi membayar biaya sewa.”

Lasiri tak bisa berbahasa Inggris saat menginjakan kaki di sana. Namun, berkat kegigihan dan determinasi tinggi, ia mampu mendapat pekerjaan. Meski terdapat kendala bahasa dan memikul beban berat di pundaknya, ia mampu membantu keluarganya selama masa-masa sulit.

“Yang saya pelajari dari hal itu adalah bahwa kita selalu bisa beradaptasi terhadap situasi sulit tanpa harus kehilangan semangat,” urainya.

“Kesulitan selalu mengajari bahwa ketika kita melewati waktu yang sulit, segalanya akan menjadi lebih mudah setelahnya.”
“[Prinsip] itu yang membantu saya dalam olahraga karena mengajari disiplin dan komitmen. Dan itu berarti saya akan terus berjuang demi mimpi saya. Akan selalu ada jalan.”

Jadi Petarung Elite di ONE Championship

Namun, hal itu menjadi hikmah tersendiri bagi atlet yang memiliki tinggi 170 sentimeter tersebut. Kini, Joseph Lasiri berlaga di pentas global ONE Championship sebagai salah satu petarung elite.

Pada Jumat, 20 November 2020, petarung asal Milan tersebut akan menghadapi Rocky Ogden, atlet peringkat kedua divisi strawweight ONE yang juga merupakan Juara Dunia WPMF Muay Thai.

Duel tersebut akan menjadi laga pendukung utama dari ajang ONE: INSIDE THE MATRIX IV, yang sebelumnya telah direkam di Singapore Indoor Stadium.

ONE: INSIDE THE MATRIX IV dapat disaksikan lewat ONE Super App, Vidio, MAXStream dan Kaskus TV mulai pukul 19:30 WIB pada Jumat, 20 November. Selain itu, stasiun televisi nasional SCTV akan menayangkannya mulai pukul 23:30 WIB.