Bahaya Gelombang Panas, Dokter Top Jepang Kecam Gelaran Olimpiade 2020

Sabtu, 14 September 2019 18:25 WIB
Penulis: Masya Famely Ruhulessin | Editor: Indra Citra Sena
© Wikipedia
Logo Olimpiade. Copyright: © Wikipedia
Logo Olimpiade.

INDOSPORT.COM - Salah satu dokter top Jepang, Kimiyuki Nagashima, mengecam pemerintah setempat yang tetap mengadakan Olimpiade Tokyo 2020 di puncak musim panas tanpa mempertimbangkan risiko gelombang panas.

Nagashima yang merupakan anggota dewan eksekutif dari Asosiasi Medis Jepang, juga mengatakan pelaksanaan Olimpiade nanti juga akan berdampak pada masyarakat lokal.

"Acara olahraga harusnya diadakan di lingkungan yang nyaman. Saya tidak setuju untuk mengadakannya pada lokasi dan waktu yang tak sesuai hanya karena alasan bisnis,” katanya dikutip dari Japan Today.

Menurutnya, musin panas di Tokyo bukan tempat yang cocok untuk banyak orang berada di tempat umum dan terbuka karena akan mempercepat penyebaran virus dari beragam penyakit.

Dalam dokumen penawaran penyelenggaraan Olimpiade, Tokyo mengatakan kompetisi yang direncanakan berlangsung pada 24 Juli dan 9 Agustus 2019 akan memiliki iklim yang ideal bagi atlet untuk bertanding.

Namun, musim tahun ini saja tercatat hampir 93.000 orang mencari perawatan darurat di seluruh Jepang karena kasus cuaca panas. Parahnya, 159 di antaranya meninggal.

"Sejak awal, kami telah melihat heatstroke sebagai faktor risiko terbesar untuk Olimpiade Tokyo 2020 dan hal ini adalah masalah kesehatan yang serius," kata Nagashima.

Kimiyuki Nagashima mengaku telah mendesak pihak penyelenggara untuk mempertimbangkan mundurnya proses penyelenggraan Olimpade 2020. Namun, ia tak bisa berbuat banyak karena keputusan ada di tangan pemerintah.