In-depth

Uang Tak Berseri, Ambisi Arab Saudi Bangun Sirkuit F1 Termegah di Dunia

Minggu, 1 November 2020 12:01 WIB
Editor: Lanjar Wiratri
© (Photo by Bryn Lennon/Getty Images)
Sirkuit terpanjang F1 saat ini, Sirkuit Spa-Francorchamps di Belgia. Copyright: © (Photo by Bryn Lennon/Getty Images)
Sirkuit terpanjang F1 saat ini, Sirkuit Spa-Francorchamps di Belgia.

INDOSPORT.COM - Arab Saudi menyatakan diri siap untuk menjadi tuan rumah ajang Formula 1 (F1) untuk pertama kalinya tahun depan. Arab Saudi kini disebut tengah mempersiapkan sebuah sirkuit mewah untuk gelaran balapan jet darat tersebut.

Arab Saudi yang rencananya akan menggelar balapan di sirkuit jalan raya kota Jeddah, masuk dalam draf kalender yang terdiri dari 23 seri balapan yang telah diserahkan kepada tim.

Kota Jeddah merupakan kota terbesar kedua di Arab Saudi akan menjadi arena balapan sementara hingga sirkuit yang khusus di bangun di Qiddiya yang terletak satu jam perjalanan dari ibukota Riyadh selesai di bangun.

Diketahui sejak 2019 lalu, CEO F1 yakni Chase Carey dan asisten bidang komersial, Sean Bratches telah banyak mengunjungi Saudi selama masa off season. Rencana ambisius Arab Saudi yakni untuk membuat kota hiburan besar di Qiddiya yang juga menjadi lokasi sirkuit megah F1.

Bos F1 memang nampaknya sejak lama telah berniat untuk bekerja sama dengan Arab saudi agar balapan ketiga F1 di negeri Timur Tengah bisa digelar. Rencana gelaran F1 di Arab Saudi tahun depan bahkan sudah memancing reaksi positif sejak tahun lalu.

Harga saham F1 bereaksi positif terhadap berita tersebut: setelah baru-baru ini merosot sebanyak lima persen lalu kembali naik tiga persen. Kesepakatan hak siar televisi dengan Middle Eastern Middle East Broadcasting (MBC) juga dinilai sangat menguntungkan.

F1 dan MBC diketahui meneken kontrak selama lima tahun untuk menyiarkan balapan F1  ke 22 negara di wilayah berbahasa Arab dengan nilai kontrak sebesar USD50 juta atau setara Rp733 miliar.

Arab Saudi diketahui pertama kali memasuki F1 pada tahun 1977 sebagai mitra Williams, dan Mansour Ojjeh adalah pemegang saham utama di McLaren serta memiliki Grup TAG.