In-depth

Rebutan Klaim Pencak Silat, Punya Indonesia atau Malaysia?

Minggu, 16 September 2018 12:44 WIB
Editor: Arum Kusuma Dewi
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pesilat Indonesia, Komang Harik Adi Putra melawan Pesilat Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari pada final kelas E Putra 65-70kg di Padepokan Silat TMII, Senin (27/08/18). Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Pesilat Indonesia, Komang Harik Adi Putra melawan Pesilat Malaysia, Mohd Al Jufferi Jamari pada final kelas E Putra 65-70kg di Padepokan Silat TMII, Senin (27/08/18).

INDOSPORT.COM - Pencak silat jadi salah satu hal yang paling disorot selama hajatan Asian Games 2018 lalu. Ya, cabang olahraga (cabor) ini tak disangka jadi penyumbang terbesar pundi-pundi medali emas Indonesia.

Awalnya, Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) serta Presiden Joko Widodo hanya mencanangkan target dua emas. Namun hasilnya, Wewey Wita dkk justru sukses menggondol total 14 medali emas dari 16 nomor yang dipertandingkan.

Tim Merah Putih pun berdiri mantap di peringkat empat klasemen akhir perolehan medali emas Asian Games 2018 dengan koleksi 31 emas, 24 perak, dan 43 perunggu. Torehan gemilang itu pun tercatat sebagai raihan terbaik Indonesia di pesta olahraga se-Asia ini.

Tak hanya itu, pencak silat juga meninggalkan setetes kenangan manis dengan aksi pesilat yang turun di nomor putra kelas C 55-60 kg, Hanifan Yudani Kusumah.

Usai memastikan medali emas ke-29 untuk Indonesia, Hanifan menghampiri Jokowi dan Prabowo Subianto (Ketua Umum PB IPSI), lalu memeluk kedua calon presiden 2019 ini dalam selubung bendera Merah Putih.

Namun tak lama usai ingar-bingar kesuksesan pencak silat di Asian Games, muncul kembali kabar yang cukup bikin heboh. Malaysia mengikuti langkah Indonesia dengan mengajukan pencak silat ke UNESCO dalam daftar warisan budaya dunianya.

Lantas sebenarnya, punya siapakah seni bela diri satu ini?