In-depth

Tong Sin Fu, Kebangkitan Bulutangkis China buah Kelengahan Indonesia

Minggu, 12 April 2020 14:55 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
© INDOSPORT
Akibat disia-siakan pemerintah, Indonesia pernah kehilangan pelatih bulutangkis hebat yang justru menyebrang dan memperkuat negara rival, China. Copyright: © INDOSPORT
Akibat disia-siakan pemerintah, Indonesia pernah kehilangan pelatih bulutangkis hebat yang justru menyebrang dan memperkuat negara rival, China.

INDOSPORT.COM - Akibat disia-siakan pemerintah, Indonesia pernah kehilangan pelatih bulutangkis hebat yang justru menyebrang dan memperkuat negara rival, China. 

Pecinta bulutangkis Indonesia pasti akrab dengan nama pemain legendaris asal China, Lin Dan. Selama sekitar satu dekade Lin Dan mampu merajai bulutangkis dunia bersaing dengan rival abadinya, Lee Chong Wei. 

Namun, siapa sangka di balik kesuksesan Lin Dan ada sosok pelatih asal Indonesia yang mengorbitkan bakatnya. Sosok pelatih itu bernama Tong Sin Fu. 

Tong Sin Fu bersama dengan Liang Chiu Sia merupakan dua pelatih legendaris yang mengantarkan para pebulutangkis besar Indonesia seperti Susi Susanti dan Alan Budikusuma berperstasi di puncak tertinggi dunia. 

Tong muda merupakan seorang pebulu tangkis berbakat dan pernah menjadi salah satu pemain junior terbaik Indonesia era 1950-an. Tetapi, di tahun 1960, ia memutuskan mudik ke China bersama rekannya asal Surabaya, Hou Chia Chang.

Tak butuh waktu lama baginya untuk beradaptasi dan pelatih kelahiran Teluk Belitung ini langsung berhasil meraih juara di level nasional dan tak terkalahkan di China, baik secara individu maupun tim, mulai 1965 hingga 1975.

Sayang, akibat kebijakan pemerintah China yang membatasi ruang gerak atlet mereka, membuatnya hanya populer di dalam negeri saja dan kalah tenar dengan pemain asal Indonesia, seperti Tan Joe Hok dan wakil Denmark, Erland Kops.

Memutuskan pensiun pada 1979, Tong akhirnya kembali ke Indonesia pada 1986 dan ditunjuk menjadi pelatih di Pelatnas Cipayung. Dia berhasil melahirkan pebulu tangkis top seperti Icuk Sugiarto, Alan Budikusuma, Ardy Wiranata, dan Hariyanto Arbi.

Disia-siakan Indonesia, Malah Cetak Musuh Kuat dari China

Banyaknya atlet hebat yang dilatih Tong berujung pada kesuksesan Indonesia merengkuh dua trofi Piala Uber 1994 dan 1996  dan sederet prestasi individu lainnya. 

Sayang, tidak seperti rekannya, Liang Chiu Sia, yang diizinkan menetap di Indonesia, Tong terpaksa harus mengungsi kembali ke China setelah permohonan untuk menjadi WNI ditolak pada 1998.

Entah apa yang menyulitkan pemerintah kala itu, keinginan Tong untuk mendapat kewarganegaraan Indonesia tak bisa diwujudkan. Padahal, dirinya lahir di Indonesia dan mencetak banyak pebulutangkis berbakat yang pernah ada di Tanah Air. 

Keputusan PBSI dan pemerintah saat itu pun  berubah menjadi blunder. Pasalnya, Tong yang merasa tak mendapat tempat di Indonesia memilih kembali ke China dan melatih di sana

Ternyata, di bawah kepelatihan Tong Sin Fu lahir pebulutangkis-pebulutangkis hebat yang pernah dimiliki Negeri Tirai Bambu. Sebut saja nama-nama seperti Xia Xuanze, Xi Jinpeng, pasangan Cai Yun/Fu Haifeng, dan tentu saja Lin Dan. 

'Gara-gara' kerja keras Tong Sin Fu, Indonesia kena getahnya dengan tergusur dari puncak bulutangkis dunia. Dimulai dari awal 2000-an China benar-benar mengambil alih percaturan bulutangkis dunia dengan mendominasi Piala Thomas dan Piala Uber.

Tak hanya itu, di level individu pun pebulutangkis-pebulutangkis China sangat dominan, terutama di sektor tunggal putra dan putri. Andai dulu Tong Sin Fu diberi kewarganegaraan Indonesia, mungkin China tak akan sedominan seperti yang kita kenal. Sebaliknya, semakin banyak lahir banyak pebulutangkis hebat asal Indonesia penerus Susi Susanti dan Alan Budikusuma.