Akibat Lockdown, Australian Open 2021 Merugi Ratusan Miliar

Sabtu, 20 Februari 2021 03:45 WIB
Penulis: Shella Aisiyah Diva | Editor: Indra Citra Sena
© Jason Heidrich/Icon Sportswire via Getty Images
Akibat lockdown, kompetisi Grand Slam Australian Open 2021 mengalami banyak kerugian yang totalnya mencapai ratusan miliar rupiah. Copyright: © Jason Heidrich/Icon Sportswire via Getty Images
Akibat lockdown, kompetisi Grand Slam Australian Open 2021 mengalami banyak kerugian yang totalnya mencapai ratusan miliar rupiah.

INDOSPORT.COM - Akibat lockdown, kompetisi Grand Slam Australian Open 2021 mengalami banyak kerugian yang totalnya mencapai ratusan miliar rupiah.

Dilansir dari situs olahraga abcnews, Direktur kompetisi Australian Open 2021, Craig Tiley mengatakan bahwa turnamen Grand Slam itu telah mencatatkan kerugian hingga ratusan miliar akibat lockdown yang diterapkan oleh pemerintah Australia.

Pemerintah Australia diketahui kembali memberlakukan lockdown untuk memperlambat penyebaran virus Covid-19, yang akhirnya membuat Tennis Australia harus menerima kenyataan bahwa kerumunan 30 ribu penonton yang direncanakan sebelumnya terpaksa harus ditiadakan.

Bahkan negara bagian Victoria yang melakukan lockdown selama 5 hari membuat gerbang dari Melbourne Park harus ditutup untuk umum, dan sebanyak 100 ribu tiket untuk menonton kompetisi Australian Open 2021 sudah dikembalikan.

Akibatnya panitia penyelenggara Australian Open 2021 pun kehilangan pendapatan dari penjualan tiket. Tidak hanya itu, Tennis Australian juga harus menanggung seluruh tagihan untuk sejumlah protokol kesehatan terkait virus Corona untuk para pemain yang terpaksa harus dikarantina pada bulan Januari lalu.

"Ini akan sulit [untuk melihat kerugiannya]. Ini tidak akan mudah. ​​Kita akan kehilangan jutaan dolar untuk acara ini. Jelas kami mendapat pukulan besar dengan lima hari tanpa penonton," katanya.

"Karena ketika Anda tidak menjual barang dagangan [dan] sponsor, tidak ada pendapatan yang masuk. Anda tidak menjual tiket atau keramahan premium. Jadi lima dari 14 hari, itu sangat merugikan kami," ujar Tiley kepada stasiun radio SEN di Melbourne.