Liga Indonesia

4 Catatan Kelemahan PSM Makassar yang Perlu Dibenahi

Kamis, 6 Juni 2019 10:16 WIB
Penulis: Wira Wahyu Utama | Editor: Lanjar Wiratri
© Twitter
Penggawa PSM merayakan gol yang dicetak ke gawang Badak Lampung FC. Copyright: © Twitter
Penggawa PSM merayakan gol yang dicetak ke gawang Badak Lampung FC.

INDOSPORT.COM - PSM Makassar memastikan dua tempat semifinal pada musim 2019 ini, yakni Piala Indonesia dan AFC Cup. Prestasi itu bisa dibilang cukup istimewa bagi sebuah klub yang sudah nyaris 20 tahun tanpa gelar prestisius, meski ada beberapa catatan kelemahan yang tetap harus diperbaiki Juku Eja.

Momentum ini diharapkan dapat dimaksimalkan lebih jauh lagi oleh pelatih anyar Juku Eja, Darije Kalezic dengan menyumbangkan trofi bagi Pasukan Ramang. 

Ya, Darije sendiri, tampaknya punya kans besar untuk mewujudkan hal tersebut. Setidaknya itu sudah terbukti dengan berhasilnya PSM berbicara banyak dalam tiga kompetisi resmi sejauh ini.

Ya, selain di kompetisi Piala Indonesia dan AFC Cup, Darije juga berhasil menjaga tren positif Juku eja di di Liga 1 2019 dengan menyumbangkan tujuh poin hasil dari tiga laga. Hingga jeda libur lebaran, PSM tercatat masih bercokol di peringkat ketiga klasemen sementara.

Adapun 18 pertandingan yang telah dijalani Darije Kalezic bersama Juku Eja musim ini, dinilai masih menyisakan sederet pekerjaan rumah. Berikut INDOSPORT mencoba memberikan 4 catatan mengaenai kelemahan Marc Klok cs sejak Februari hingga Mei 2019.

1. Penyelesaian Akhir

PSM Makassar mempunyai dua alumni liga Eropa yaitu Eero Markkanen dan Willjan Pluim, empat pemain berlabel Timnas Indonesia yaitu Ferdinand Sinaga, M. Rahmat, Zulham Zamrun, dan Bayu Gatra, serta Guy Junior yang berstatus naturalisasi.

Dengan materi pemain seperti itu, lini depan PSM Makassar merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia bahkan di Asia Tenggara. Namun, hal tersebut belum menjadi jaminan ganasnya lini depan Juku Eja musim ini.

Mereka boleh saja berbangga menjadi tersubur kedua selama penyisihan grup Piala AFC 2019 dengan 17 gol, di bawah wakil Vietnam Hanoi FC (23 gol). Namun, 17 gol lahir dari 86 percobaan yang berarti presentase mengkonversi peluang menjadi gol hanya sebesar 19,76% atau 1 gol per 5 kali tendangan ke arah gawang. (Sumber www.the-afc.com)

Hal yang sama juga terjadi di Liga 1 2019, dari tiga pertandingan PSM Makassar telah melepas 44 tembakan ke arah gawang. Namun, hanya 5 yang berbuah gol dengan presentase 11,36% atau 1 gol setiap 8-9 tendangan ke arah gawang. (Sumber data pribadi)

Buruknya penyelesaian akhir anak asuh Darije Kalezic menjadi sebuah pekerjaan rumah pelatih asal Bosnia tersebut. Sebab, PSM Makassar telah dinanti jadwal yang super padat setelah libur lebaran.

2. Pelanggaran

Melihat data statistik dari laman www.the-afc.com, diluar dugaan PSM Makassar merupakan klub dengan jumlah pelanggaran terbanyak selama penyisihan grup Piala AFC 2019. Juku Eja menjadi yang tertinggi dengan 101 kali pelanggaran atau 16-17 kali pelanggaran setiap pertandingan.

Pada tiga pertandingan Liga 1 2019, PSM Makassar bahkan telah membuat 52 pelanggaran dengan rincian 14 pelanggaran melawan Semen Padang, 21 pelanggaran melawan Perseru Badak Lampung FC (PBL FC), dan 17 pelanggaran melawan Tira Persikabo.

Pluim cs tentunya tidak ingin kejadian melawan Kaya FC pada pertandingan ketiga penyisihan grup Piala AFC 2019 kembali terulang. Kala itu, kemenangan di depan mata harus buyar setelah Kaya FC berhasil memanfaatkan set piece tepat di depan kotak pinalti PSM Makassar pada masa tambahan waktu.

3. Stamina

PSM Makassar di era Darije Kalezic sangat berbeda ketika masih ditangani Robert Alberts. Darije mampu mengembalikan ciri khas Juku Eja yang dikenal cepat dan keras, serta memberikan tekanan penuh meski masih berada di daerah pertahanan lawan.

Namun hal tersebut harus dibarengi dengan stamina yang sangat prima dari Pluim cs. Pada tiga pertandingan di Liga 1 2019, sangat jelas stamina anak asuh Darije Kalezic nampak kedodoran memasuki sepertiga akhir pertandingan. Dalam beberapa kesempatan, mantan pelatih Jong PSV itu juga membenarkan kondisi ini.

4. Pluim-sentris

Masalah ini telah terjadi sejak musim 2017 kala PSM Makassar masih ditangani Robert Alberts dan berlanjut di era Darije Kalezic. Sejatinya, Kalezic telah menjadikan Rasyid sebagai pengganti sepadan Pluim dan telah memberikan jawaban dengan 2 gol melawan Lao Toyota FC dan PBL FC.

Namun, ketergantungan Juku Eja kepada Pluim kembali terlihat kala lini depan kesulitan menjebol gawang Tira Persikabo. Bahkan Rasyid yang dimainkan sejak menit awal kesulitan mengulangi performa gemilangnya kala melawan PBL FC ataupun Lao Toyota FC.