In-depth

Persija vs Persib, Rivalitas Tanpa Latar Belakang Panjang dan Berbobot

Selasa, 9 Juli 2019 16:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
The Jakmania dan Bobotoh. Copyright: © Grafis: Eli Suhaeli/INDOSPORT
The Jakmania dan Bobotoh.
Era Profesional, Panas Karena Faktor Suporter

Era profesional yang dimulai pada edisi 1994/95 tak lantas membuat Persija dan Persib mendapatkan ring untuk bertarung secara langsung dalam persaingan juara liga. Performa mereka malah kerap bertolak belakang. 

Tengok saja ketika Persib menjuarai Liga Indonesia 1994/95, di mana posisi Persija? Macan Kemayoran harus berjuang keras di papan tengah agar tidak terperosok ke papan bawah klasemen, apalagi terdegradasi.

Sebaliknya, ketika Persija memasuki masa kejayaan bersama Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, di awal milenium ketiga (2000-an), Persib justru tengah terpuruk, bahkan nyaris terdegradasi pada 2003 bila tidak memenangi babak play-off melawan PSIM Yogyakarta dan Perseden Denpasar.

 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by TABLOID BOLA (@tabloid_bola) on

Namun, awal milenium ketiga juga menandai kelahiran The Jakmania, kelompok suporter fanatik Persija yang tadinya tak terorganisasi dengan baik di era Perserikatan. Dimulailah tensi panas kedua tim lantaran seringkali terjadi bentrokan antarsuporter.

Berawal dari saling ejek sampai berlanjut kepada bentrokan fisik yang belakangan semakin mengerikan lantaran memakan korban jiwa. Tahun lalu, Save Our Soccer (SOS) merilis data korban bentrokan antarsuporter yang kehilangan nyawa di laga Persija vs Persib.

Diketahui sudah tujuh korban tewas sejak 2012, termasuk Haringga Sirilla pada 2018. Tidak tertutup kemungkinan lebih banyak lagi suporter yang meregang nyawa sebelum 2012 akibat rivalitas semu Persija dan Persib.

Terbilang miris karena di awal-awal pembentukannya, The Jakmania justru punya hubungan harmonis dengan Bobotoh (kelompok suporter Persib). Sebuah fakta yang sempat beberapa kali diakui oleh Ferry Indrasjarief selaku Ketum The Jakmania.

Namun, belakangan kedua suporter kerap terlibat bentrokan, bahkan terkesan saling balas tanpa ujung. Inilah yang kemudian mendasari sebagian orang menyematkan status el clasico untuk pertandingan Persija versus Persib.

Sebuah latar belakang yang bisa dibilang tak berbobot untuk mengukur kadar rivalitas antara dua raksasa tradisional sepak bola Tanah Air. Benar kata Bepe, Persija Jakarta melawan Persib Bandung bukanlah el clasico-nya Indonesia.