In-depth

Tak Layak Menghakimi Wawan Hendrawan Seorang Meski Kebobolan 5 Gol

Jumat, 11 Oktober 2019 10:15 WIB
Penulis: Tiyo Bayu Nugroho | Editor: Indra Citra Sena
© Herry Ibrahim/INDOSPORT
Wawan Hendrawan menjalani TC pertama bersama timnas Indonesia Senior di SUGBK. Copyright: © Herry Ibrahim/INDOSPORT
Wawan Hendrawan menjalani TC pertama bersama timnas Indonesia Senior di SUGBK.

INDOSPORT.COM - Tampaknya tak layak menghakimi penjaga gawang Wawan Hendrawan seorang dari kekalahan Timnas Indonesia dari Uni Emirat Arab (UEA), 0-5, Kamis (10/10/19).

Pertandingan UEA vs Indonesia telah berlangsung di Stadion Al Maktoum, Dubai. Ini merupakan laga lanjutan ketiga Grup G Kualifikasi Piala Dunia 2022.

Kiper timnas Indonesia Wawan Hendrawan mendapat sorotan usai kebobolan lima kali. Bahkan striker UEA, Ali Mabkhout, sukses membukukan trigol alias hattrick.

Wawan Hendrawan diplot untuk mengganti kiper Andritany Ardhiyasa yang dalam dua pertandingan sebelumnya bermain kurang memuaskan publik.

Nada sumbang atas debut kurang memuaskan Wawan Hendrawan diutarakan oleh para netizen di dunia maya, tepatnya platform Twitter.

"Gak Andritany, gak Wawan hendrawan, sama-sama ngelawak kalau buat Timnas, gabisa main ngotot," kicau akun @hoodyvodka.

Tak hanya itu ada pula akun bernama @Akhbar_NST yang juga mempertanyakan kalau apa persamaan kualitas Andritany dan Wawan Hendrawan? Dia menganggap keduanya sama-sama kurang.

"Andritany yang main udah pasti ngelawak, sekarang wawan Hendrawan yang main ngelawak juga. Sungguh Negara +62 penghasil kiper ngelawak," kicau @ferdynadien.

© Novik Lukman/INDOSPORT
Kiper Bali United, Wawan Hendrawan saat berlatih. Copyright: Novik Lukman/INDOSPORTKiper Bali United, Wawan Hendrawan saat berlatih.

Melihat kicauan netizen yang menganggap performa Wawan tak bagus bersama Timnas Indonesia tampaknya tak layak kiper berusia 36 tahun itu dihakimi seorang diri.

Padahal, penampilan Wawan Hendrawan tergolong mengagumkan bersama Bali United. Sebab, dirinya mampu mempertahankan konsistensi permainan sejak Liga 1 2017 lalu.

Hal itu dia buktikan kala membantu Sedadu Tridatu meraih banyak catatan clean sheet di putaran pertama Shopee Liga 1 2019.

Total tujuh nirbobol (clean sheet) dia ciptakan dan baru kebobolan 12 kali dari 19 pertandingan. Tentu catatan tersebut begitu apik.

UEA, Lawan Kuat

© PSSI
Hanif Sjahbandi (kiri) berduel dengan Ahmed Barman (kanan) pada laga UEA vs Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (10/10/19). Copyright: PSSIHanif Sjahbandi (kiri) berduel dengan Ahmed Barman (kanan) pada laga UEA vs Timnas Indonesia di Kualifikasi Piala Dunia 2022, Kamis (10/10/19).

Wawan tak layak dihakimi sorang karena dirinya menjalani debut bersama timnas Indonesia melawan kontestan yang masuk kategori kuat, yakni Uni Emirat Arab.

Selain itu, Wawan harus menghadapi tekanan tinggi kala bermain di markas lawan. Sehingga bisa disebut tak mudah untuk menjaga mental tetap konsisten di laga debut.

Memang Wawan sempat melakukan blunder kala gol pertama UEA, namun bila dilihat dengan saksama, para bek timnas Indonesia tak ada yang ikut mengawal Khalil Ibrahim hingga di mulut gawang.

Dalam cuplikan yang beredar di dunia maya, duet Hansamu Yama dan Yanto Basna hanya melihat peluang tersebut dan berinisiatif menempel Khalil. Pelatih Simon McMenemy pun mengakui lawan kali ini begitu kuat, terlebih persiapan UEA sudah sangat matang.

"Sulit memang melawan tim bagus yang sudah memiliki persiapan matang dengan kondisi baik, tapi kami sudah berusaha," ujar Simon.

Lini Belakang Hilang Fokus

© PSSI
Para penggawa Timnas Indonesia memanfaatkan waktu istirahat. Copyright: PSSIPara penggawa Timnas Indonesia memanfaatkan waktu istirahat.

Kemudian Timnas Indonesia kehilangan fokus ketika pertandingan memasuki babak kedua. Terlebih lini belakang Skuat Garuda.

Hal itu terlihat kala gol kedua UEA yang dikemas oleh Ali Mabkhout. Dirinya bisa berdiri bebas tanpa pengawalan satupun pemain timnas Indonesia.

Sebelum gol itu terjadi, Zulfiandi dan Yanto Basna menutup ruang tembak pemain UEA yang menusuk dari sisi kiri gawang pertahanan Timnas Indonesia.

Kurangnya koordinasi atau komando tampaknya begitu terlihat di sini. Sebelum terjadinya gol ketiga lewat titik putih, Ali Saleh bisa berdiri bebas dan melepaskan tendangan placing di mulut gawang.

Pada gol keempat pun, Ali Mabkhout bisa terbebas dari jebakan offside (usai menerima umpan terobosan) yang diterapkan lini belakang timnas Indonesia. 

Wawan yang berhadapan satu lawan satu pun tak bisa berbuat banyak, lantaran bek Timnas Indonsia tak ada yang mengawal dengan ketat Ali.

Gol kelima UEA pun berasal dari bola muntah, dimana pergerakan menusuk Tareq Ahmed tak diantisipasi oleh Hansamu Yama dalam menghalau pergerangan sang pemain.

Pasca kebobolan yang kelima, wawan sempat berucap kepada lini belakang timnas Indonesia untuk menjaga konsentrasi masing-masing.

Simon McMenemy menuturkan bahwa babak kedua semakin sulit dan jauh dari perkiraan, terlebih mesti kemasukan empat gol dalam rentang waktu 45 menit terakhir.

Terlepas dari banyaknya gol yang bersarang di gawang wawan, dirinya sempat memberikan penampilan apik kala memblok berbagai serangan UEA.

Maka dari itu, tak layak menghakimi Wawan Hendrawan seorang. Mengingat kerja sama tim sangat dibutuhkan dalam sebuah laga yang berlangsung 2x45 menit.