In-depth

Sepenggal Kisah Iskandar, Legenda Persija Berjuluk Rui Costa dari Menteng

Rabu, 19 Agustus 2020 12:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© Arif Rahman/INDOSPORT
Ilustrasi Bobotoh, kelompok suporter Persib Bandung. Copyright: © Arif Rahman/INDOSPORT
Ilustrasi Bobotoh, kelompok suporter Persib Bandung.
Cerita Iskandar Kena Bogem Mentah Bobotoh

Di LI I, Persija Jakarta menutup musim dengan menempati peringkat ke-13 wilayah barat. Bukan prestasi yang dapat dibanggakan, tapi Iskandar dkk. menyimpan satu memori manis ketika menghadapi rival abadi sekaligus juara musim itu, Persib.

Momen itu terjadi pada 16 April 1995. Tajuknya adalah laga el clasico pertama di era profesional. Persija yang terbilang inferior dalam urusan materi pemain mampu menahan imbang Persib di Stadion Menteng.

Sebuah prestasi istimewa mengingat Persib amat mendominasi dan keluar sebagai jawara LI I. Persija menjadi satu-satunya tim papan bawah yang bisa mencuri satu poin dari Maung Bandung di musim tersebut.

Iskandar bahkan menorehkan rekor abadi sebagai pencetak gol pertama di laga el clasico era profesional. Dia menggetarkan gawang Aries Rinaldi, kiper Persib era itu, lewat tendangan jarak jauh pada menit ke-37 sebelum disamakan Sutiono pada menit ke-65.

"Ceritanya bisa dikatakan unik waktu itu. Semula pertandingan dijadwalkan berlangsung di Senayan, tapi tiba-tiba diubah H-1 ke Menteng. Bobotoh tidak tahu dan sudah terlanjur berangkat ke Senayan. Setelah sadar, mereka berbondong-bondong jalan kaki ke Menteng," tutur Iskandar.  

Menurut Iskandar, Stadion Menteng masih sepi di babak pertama sehingga pemain Persija bisa bermain tanpa tekanan dan unggul terlebih dulu. Baru di babak kedua Bobotoh yang telah sampai tujuan mulai memadati tribun penonton.

Sekadar mengingatkan, Persija di musim-musim awal LI belum mempunyai basis suporter yang besar lantaran The Jakmania baru berdiri pada kepemimpinan Sutiyoso selaku ketua umum, yakni pengujung 1997.

"Itulah titik balik laga. Kami berada di bawah tekanan dan Persib bisa menyamakan kedudukan. Wajah saya sempat terkena bogem mentah salah satu Bobotoh. Mereka mengincar saya karena tahu saya yang mencetak gol untuk Persija," ujar Iskandar.

LI II (1995-1996) menjadi musim terakhir Iskandar berseragam Persija. Posisi Macan Kemayoran semakin anjlok di klasemen, bahkan nyaris turun kasta karena cuma tepaut satu tingkat di atas zona degradasi (peringkat ke-14 wilayah barat).