Liga Champions

Lukaku Gagalkan Kemenangan, Inter Milan Cetak Sejarah Buruk Liga Champions

Kamis, 10 Desember 2020 05:20 WIB
Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© Mattia Ozbot/Soccrates/Getty Images
Ekspresi kekecewaan Romelu Lukaku di laga Inter Milan vs Shakhtar Donetsk Copyright: © Mattia Ozbot/Soccrates/Getty Images
Ekspresi kekecewaan Romelu Lukaku di laga Inter Milan vs Shakhtar Donetsk

INDOSPORT.COM - Striker Inter Milan, Romelu Lukaku, digadang-gadang menjadi biang kerok di balik kegagalan La Beneamata lolos ke 16 besar Liga Champions. Hal ini pun membuat skuat Antonio Conte menorehkan rekor buruk dalam sejarah klub.

Sejatinya, Inter Milan menjamu Shakhtar Donetsk dengan misi meraih tiga poin penuh. Antonio Conte mengandalkan formasi andalannya, 3-5-2, dengan mengandalkan Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku di lini depan.

Sedangkan di lini tengah ada Ashley Young, Achraf Hakimi, Barella, Gagliardini, dan Brozovic. Pada lini belakang diisi oleh de Vrij, Bastoni, dan Milan Skriniar. Ketiganya menemani Handanovic di bawah mistar gawang Inter Milan.

Jalannya pertandingan pun berlangsung ketat dan alot. Jual beli serangan mendominasi sepanjang pertandingan, meskipun Inter Milan menguasai penguasaan bola yang mencapai 57 persen.

Memasuki babak kedua, Inter Milan berusaha untuk terus melakukan gempuran demi gempuran. Namun mereka tetap kesulitan untuk menembus ketatnya pertahanan Donetsk.

Namun hingga waktu pertandingan usai, Inter Milan gagal memenangkan pertandingan. Skor imbang tanpa gol pun membuat harapan La Beneamata lolos ke fase 16 besar pupus dengan duduk di posisi akhir Grup B dengan raihan enam poin.

Usai pertandingan, nama Lukaku pun langsung trending di media sosial Twitter. Banyak yang menilai performa eks Manchester United pada laga kali ini sangatlah buruk.

Termasuk saat dirinya berada di lokasi yang tidak pas, dan menghalau tandukan Alexis Sanchez di menit ke-89.

Andaikan tidak ada Lukaku di lokasi, Inter Milan bisa saja unggul 1-0 dan memenangkan pertandingan. Pasalnya, tandukan keras Alexis Sanchez mengarah ke posisi sulit kiper Donetsk dan dalam kecepatan yang tinggi.