In-depth

Krisis Pemain, Bagaimana Strategi Double Pivot AC Milan Kontra Lazio Dimainkan?

Rabu, 23 Desember 2020 13:08 WIB
Editor: Prio Hari Kristanto
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Mengalami krisis pemain di posisi gelandang bertahan, raksasa Liga Italia, AC Milan, harus putar otak dalam menjalankan strategi Double Pivot kontra Lazio.  

AC Milan dalam situasi sulit jelang laga penting melawan Lazio pada laga pekan ke-14 Liga Italia di Stadion San Siro, Kamis (24/12/20) dini hari WIB. 

Bagaimana tidak, I Rossoneri harus ditinggal banyak pemain pilarnya di laga tersebut. Stefano Pioli dibuat pusing dengan absennya empat pemain andalan Milan. 

Keempatnya adalah Zlatan Ibrahimovic, Simon Kjaer, Franck Kessie, Sandro Tonali, dan Ismael Bennacer. Kecuali Kessie yang terkena akumulasi kartu, semuanya harus menepi karena cedera. 

Sebelumnya, Milan harus ditinggalkan Zlatan Ibrahimovic yang cedera di laga melawan Napoli. Kemudian, disusul oleh Simon Kjaer yang menepi saat melakoni laga lawan Celtic. 

Meski begitu, kehilangan keduanya masih bisa atasi dengan cukup baik oleh Stefano Pioli dengan memainkan pemain pelapis maupun sedikit perubahan posisi. Namun, situasi tersebut makin berat setelah Franck Kessie dan Sandro Tonali ikutan absen.

© Marco Luzzani/Getty Images
Para pemain AC Milan merayakan gol Franck Kessie kontra Fiorentina pada pertandingan Liga Italia, Minggu (29/11/20) Copyright: Marco Luzzani/Getty ImagesPara pemain AC Milan merayakan gol Franck Kessie kontra Fiorentina pada pertandingan Liga Italia, Minggu (29/11/20)

Dengan begitu, Milan yang terbiasa main dengan 4-2-3-1 harus kehilangan tiga pemain kunci mereka sekaligus di posisi gelandang bertahan/double pivot. Kondisi ini tinggal menyisakan seorang Rade Krunic di posisi gelandang bertahan. 

Secara alami, AC Milan cuma memiliki Krunic di posisi tersebut saat ini. Padahal, selama ini Milan memainkan dua orang gelandang bertahan. 

Posisi ini pun memainkan peranan kunci dalam keberhasilan Milan tampil tak terkalahkan di Serie A. Duet Franck Kessie-Ismael Bennacer mampu memberikan keseimbangan di lini tengah AC Milan dalam bertahan maupun menyerang. 

Bintang belia Milan, Sandro Tonali, juga memainkan peran cukup baik sebagai pengganti Bennacer meski belum begitu maksimal. Kini, ketiga pemain tersebut absen. Lalu, bagaimana Milan berstrategi dengan hanya menyisakan Rade Krunic?

Setelah sempat mencoba sejumlah formasi, pelatih AC Milan, Stefano Pioli, akhirnya menemukan kecocokan pada formasi 4-2-3-1. Formasi ini ternyata sanggup memaksimalkan potensi para pemain AC Milan. 

Perekrutan Sandro Tonali pada bursa transfer musim panas lalu juga tak terlepas dari misi Milan dalam mematenkan formasi ini. Tak peduli siapa yang cedera, Milan akan tetap memainkan formasi ini. 

Beruntung, di lini depan mereka memiliki pemain-pemain yang sanggup berperan di sejumlah posisi seperti Rafael Leao (sayap kiri-striker) dan Ante Rebic (sayap kiri-striker). 

Namun lain ceritanya dengan posisi gelandang bertahan. Duet Franck Kessie-Ismael Bennacer plus Sandro Tonali sebagai pelapis ternyata tak tergantikan. 

Mereka begitu vital dalam memainkan peran sebagai perebut bola. Duet gelandang bertahan di AC Milan juga bertanggung jawab dalam menginisiasi serangan balik. 

Sialnya, jelang laga lawan Lazio, Milan harus ditinggal ketiga pemain kuncinya. Alhasil, I Rossoneri tinggal menyisahkan pemain pelapis, Rade Krunic, yang musim ini tak begitu sering dapat kesempatan tampil. 

Stefani Pioli harus putar otak dengan situasi sulit ini. Meski begitu, pelatih asal Italia tersebut diyakini tak akan mengganti formasi 4-2-3-1. 

Bagi Pioli, alangkah lebih baik baginya untuk menempatkan pemain lain sebagai pengganti Kessie/Bennacer/Tonali ketimbang mengubah formasi. Hal ini juga yang ia lakukan pada lini depan selepas ditinggal Ibrahimovic.