Bola Internasional

Ketika Keberhasilan AC Milan di Piala Winners 1972-1973 Diwarnai Pengaturan Skor

Jumat, 20 Agustus 2021 12:19 WIB
Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© AC Milan
Pertandingan final Piala Winners antara AC Milan kontra Leeds United, 16 Mei 1973. Copyright: © AC Milan
Pertandingan final Piala Winners antara AC Milan kontra Leeds United, 16 Mei 1973.
Dugaan Pengaturan Skor di Final Piala Winners

Final Piala Winners 1972/73 mempertemukan AC Milan dan Leeds United di Yunani. Laga tersebut dipimpin oleh wasit tuan rumah bernama Christos Michas.

Saat pertandingan baru berjalan 4 menit, AC Milan sudah unggul lewat gol Luciano Chiarugi. Setelahnya, Leeds pun menguasai pertandingan karena ingin mengejar ketertinggalan.

Sayangnya, usaha Leeds menyamakan kedudukan gagal tercipta. Alhasil AC Milan menjadi kampiun di Piala Winners musim 1972/1973.

Kemenangan AC Milan ini nyatanya malah menuai kontroversi. Sebab sepanjang laga, Leeds yang menguasai pertandingan banyak dirugikan oleh wasit.

Memang di laga ini, wasit Michas kerap mengabaikan pelanggaran yang terjadi di dekat gawang AC Milan. Bahkan pelatih Leeds, Don Revie sampai naik pitam pasca laga.

“Kami mampu menguasai semua lini di atas lapangan. Bila ada seseorang yang berkata bahwa kami pantas mendapatkan tiga penalti, hal itu bisa dimaklumi,” tutur Don Revie.

Karena ketidakadilan yang terpampang di atas lapangan, AC Milan kena getahnya. Saat melakukan Victory Lap (perayaan gelar dengan mengitari stadion), skuat Rossoneri dilempari oleh para pendukung Leeds.

Adapun kejanggalan yang terjadi di laga itu pun kian berbuntut panjang. Sesaat setelah Leeds mengajukan pertandingan ulang ke UEFA karena kejanggalan tersebut, wasit Christos Michas mendapat sorotan dan dihukum.

Adapun hukuman yang didapatkan sang wasit adalah larangan memimpin pertandingan seumur hidupnya karena dugaan pengaturan skor dan penyuapan tersebut.

Sedangkan AC Milan tak tersentuh. Gelar yang direngkuhnya tak dicabut dan status juara tetap menjadi milik Rossoneri sepenuhnya.

Meski kasus ini telah terjadi dalam waktu lama, Richard Corbett selaku wakil Yorkshire dan Humber di Brussel, telah mengumpulkan 15 ribu tanda tangan dalam petisinya untuk diserahkan ke UEFA.

Corbett meminta UEFA kembali menginvestigasi laga final itu dan berharap jika ditemukan bukti lainnya, maka gelar juara diberikan kepada Leeds.