Liga Inggris

Trent Alexander-Arnold dan Paul Scholes, Dua Berlian yang Timnas Inggris Sia-siakan

Rabu, 5 Oktober 2022 02:25 WIB
Penulis: Izzuddin Faruqi Adi Pratama | Editor: Zulfikar Pamungkas Indrawijaya
© Reuters/Andrew Boyers
Trent-Alexander Arnold mulai kehilangan tempatnya di Liga Inggris karena penampilan bersama Liverpool dan ikuti jejak Paul Scholes. (Foto: Reuters/Andrew Boyers) Copyright: © Reuters/Andrew Boyers
Trent-Alexander Arnold mulai kehilangan tempatnya di Liga Inggris karena penampilan bersama Liverpool dan ikuti jejak Paul Scholes. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)

INDOSPORT.COM - Trent Alexander-Arnold tengah melewati masa dimana ia dikritik dari berbagai arah. Tidak hanya kala bersama klubnya, Liverpool, bahkan kualitasnya di timnas Inggris pun tengah gencar-gencarnya dipertanyakan.

Di usianya yang baru 23 tahun, Trent kerap kali dijuluki sebagai bek kana terbaik dunia saat ini.

Suksesnya bersama Liverpool menjuarai masing-masing satu Piala Liga Inggris, Piala FA, Liga Inggris, Liga Champions, Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antar Klub jadi salah satu alasan kenapa ia digelari demikian.

Belum lagi statistik ofesifnya yang sangat luar biasa untuk ukuran pemain belakang. Dari 236 laga untuk The Reds, sebanyak 14 gol plus 62 assist sudah ia sumbangkan.

Dalam membantu penyerangan, Trent nyaris tidak ada duanya. Ia pandai mencari ruang dan punya kecepatan yang cukup untuk membongkar pertahanan lawan-lawan Liverpool.

Belum lagi Trent juga dianugerahi kemmapuan menghadapi bola mati yang di atas rata-rata sehingga sepak pojok maupun tendangan bebas adalah makanananya dalam setiap pertandingan.

Hanya satu kekuarangan dari jebolan akademi Liverpool tersebut dan itu adalah kemampuan bertahan yang buruk.

Pada awalnya klaim tersebut tidak banyak yang menseriusi namun lama kelamaan banyak juga yang kemudian menyadari bahwa Trent Alexander-Arnold memang kurang piawai dalam menjalankan tugasnya sebagai bek.

Performanya sepanjang 2022/2023 jadi perhatian utama setelah berulang kali ia kerap diincar lawan-lawan Liverpool dalam duel.

Partai pekan pertama vs Fulham dan pekan ketujuh vs Brighton & Hove Albion jadi contoh paling nyata kenapa dirinya dianggap sebagai titik lemah dalam pertahanan tim asuhan Jurgen Klopp.