In-depth

3 Alasan Perombakan PSS Sleman Bukan Jaminan Datangkan Prestasi

Selasa, 25 April 2023 14:25 WIB
Penulis: Nofik Lukman Hakim | Editor: Prio Hari Kristanto
© Media PSS Sleman
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro. Copyright: © Media PSS Sleman
Pelatih PSS Sleman, Seto Nurdiyantoro.
1. Waktu Terlalu Mepet

Membentuk tim kuat dengan mayoritas skuat inti baru bukan hal yang mudah. Butuh waktu panjang untuk menghadirkan chemistry di antara pemain dan tim pelatih.

Masalahnya, PSSI punya rencana memutar kompetisi musim 2023-2024 pada 1 Juli 2023 mendatang. Andai PSS sudah berlatih mulai 1 Mei 2023, mereka hanya memiliki waktu dua bulan untuk bersiap.

RANS Nusantara FC mengalami masalah ini pada musim lalu. Mereka mendatangkan mayoritas pemain yang sebenarnya punya kualitas dan cukup bersinar pada Liga 1 2021-2022.

Namun, karena masa persiapan sangat pendek, chemistry dan mentalitas tim RANS belum terbentuk dengan bagus.

Pergantian posisi pelatih dari Rahmad Darmawan ke Rodrigo Santana pun tak ada efeknya karena memang bukan strategi tim yang bermasalah, tetapi penerapannya di lapangan yang tak berjalan maksimal.

Situasi ini sebenarnya juga dirasakan PSS Sleman pada musim lalu. Ada banyak pemain baru dengan nama besar, seperti Boaz Solossa, Marckho Meraudje, Todd Ferre hingga Jonathan Cantillana yang tak berhasil mendongkrak performa tim.

2. Sulit Cari Pemain Lokal Inti

Sumber INDOSPORT di Sleman menyebut perombakan yang dilakukan PSS itu tak lepas dari kehadiran belasan sponsor baru. Makanya, PSS punya sumber dana yang cukup untuk belanja pemain.

Namun masalahnya, mencari pemain berkualitas pada bulan April ini sudah sangat sulit. Tim yang "kaya" bukan hanya PSS. Tim-tim lain juga akan jor-joran karena musim depan ada regulasi degradasi.

Beberapa tim Liga 1 sudah bernegosiasi dengan pemain sejak jauh-jauh hari. Makanya, tim seperti Persija Jakarta langsung bisa memperkenalkan Rizky Ridho dan Akbar Arjunsyah setelah musim 2022-2023 selesai.

Persis Solo, Dewa United hingga Bali United juga segera menyusul. Mereka hanya terbiasa mengumumkan rekrutan anyar ketika latihan segera dimulai.

PSS Sleman kemungkinan besar bakal mendapatkan pemain lokal yang musim lalu bukan jadi pilihan inti. 

Salah satu nama yang digosipkan bakal ke PSS adalah Ezra Walian yang musim lalu, menurut catatan Soccerway, hanya main sekitar 771 menit di Persib Bandung.

3. Inkonsistensi Manajerial

Dalam era baru klub-klub di Indonesia, perekrutan bukan hanya soal pemain dan pelatih. Manajerial juga menjadi salah satu hal penting yang kerap terjadi perekrutan antarklub.

Bali United menjadi salah satu klub yang "merekrut" banyak manajerial berpengalaman. Baik manajerial untuk mengurus tim maupun perseroan.

Beberapa nama yang masuk manajerial tim merupakan sosok-sosok yang sukses di Pelita Bandung Raya pada 2014. 

Sementara untuk manajerial perseroan, Pieter Tanuri banyak memasukkan nama-nama yang sebelumnya ada di PT Multistrada Arah Sarana Tbk.

Sosok-sosok profesional yang tak pernah ganti sejak 2015 itu terbukti membuat progres klub sangat cepat. Bali United menjadi "bayi ajaib" yang mendapatkan dua gelar Liga 1 meski baru berusia 8 tahun.