In-depth

Bentuk Tim Basket, Bali United Dipaksa Hemat di IBL, Ini Penjelasannya!

Senin, 7 Desember 2020 06:59 WIB
Kontributor: Nofik Lukman Hakim | Editor: Cosmas Bayu Agung Sadhewo
© iblindonesia.com
Logo IBL Copyright: © iblindonesia.com
Logo IBL

INDOSPORT.COM - Bali United dipaksa lebih berhemat ketika mengikuti Indonesia Basketball League (IBL). Regulasi kompetisi basket yang membatasi jumlah pemain naturalisasi membuat mereka tak bisa seboros klub sepak bolanya.

Ada sederet kritikan yang kerap menghujani tim sepak bola Bali United. Sebelum memasuki musim 2020, Bali United dianggap bertanding dengan tujuh pemain asing.

Salah satunya dilontarkan pelatih Persela Lamongan, Nilmaizar ketika Liga 1 2019 lalu. Selain keberadaan Willian Pacheco, Brwa Nouri, Paulo Sergio dan Melvin Platje, Nilmaizar turut mengkategorikan Ilija Spasojevic, Irfan Bachdim dan Stefano Lilipaly sebagai kekuatan asing.

Spaso dan Lilipaly berstatus pemain naturalisasi. Sementara Bachdim sempat besar di Belanda, sebelum kemudian pada usia 18 tahun memilih jadi WNI, tanpa proses naturalisasi.

Bukan harga yang murah untuk mengontrak deretan pemain itu. Bachdim, Lilipaly dan Spaso masuk kategori pemain lokal dengan gaji besar. Bali United bisa dibilang cukup boros soal itu.

Namun, hal sama tak bisa dilakukan ketika membentuk tim basket. Dalam aturan IBL, setiap klub hanya diperbolehkan mengontrak satu pemain naturalisasi dan dua pemain asing. Pemain naturalisasi juga harus lebih dulu menjalani 365 hari memegang paspor dan dapat izin tertulis dari Perbasi

"Obyektivitas ijin tertulis dari Perbasi dilandasi pemikiran bahwa program naturalisasi pemain dilakukan demi kepentingan tim nasional," tulis IBL dalam rilis soal sosialisasi peraturan.

Ketika sebuah klub memiliki satu pemain asing dan dua pemain naturalisasi, mereka juga akan dapat hak sama. Pasalnya, IBL melarang tiga pemain tersebut bermain bersamaan.

"Saat bermain di lapangan, klub hanya boleh menurunkan satu pemain naturalisasi dan satu pemain asing, atau dua pemain asing tanpa pemain naturalisasi," tutur Direktur Utama IBL, Junas Miradiarsyah.

IBL turut mengatur soal batasan gaji pemain asing. Pada aturan IBL 2020, gaji pemain asing maksimal hanya 6.000 dolar AS atau setara 84,8 Juta (kurs Rp14.147) per bulan.

Nilai ini diyakini kalah jauh bila dibandingkan pemain-pemain asing cabor sepak bola milik Bali United. Pemain-pemain asing Bali United musim 2019, seperti Brwa Nouri, Paulo Sergio dan Melvin Platje memiliki reputasi bagus di Eropa, hingga kontraknya terbilang mahal. Bahkan klub Swedia, Ostersunds FK tak bisa "menolak" proposal menggiurkan dari Bali United ketika meminang Nouri.

Namun, musim pertama Bali United akan dilalui tanpa pemain asing. Adanya pandemi virus corona membuat IBL memutuskan musim 2021 tanpa pemain asing. Pemain asing baru akan menghiasi IBL pada musim 2022.

So, andalan Timnas Indoesia, Brandon Jawato belum bisa berseragam Bali United musim 2021. Pemain naturalisasi berdarah Bali itu baru hitungan hari memegang paspor Indonesia. Dia sempat digosipkan jadi rekrutan terpanas Bali United tahun ini, sampai pemilik Louvre Surabaya angkat bicara.

Sebagai ganti untuk menambah aroma kental Pulau Dewata, Bali United membuat gebrakan dengan merekrut tiga rookie asal Bali. I Putu Bagus Arya Candra dan Winston Swenjaya berstatus pemain rekomendasi klub. Sementara I Putu Yudiantara berstatus pemain pilihan di first round Rookie Draft 2020.

Sementara dari kursi kepelatihan, Bali United kabarnya menempatkan IGN Rusta Wijaya dan IGN Teguh Putra Negara sebagai asisten. Mereka membantu tugas pelatih yang didosipkan datang dari Eropa.