Liga Champions

8 Pemain yang Sulit Dilupakan Sepanjang Sejarah Liga Champions

Selasa, 23 Juni 2020 17:34 WIB
Penulis: Mohammad Khalid Syihabuddin | Editor: Nugrahenny Putri Untari
 Copyright:

INDOSPORT.COM - Liga Champions adalah kompetisi sepak bola bergengsi di daratan Eropa. Banyak klub dan pemain yang pastinya akan sangat medambakan tampil di ajang elite ini.

Seleksi pemilihan untuk bisa bermain di kompetisi Liga Champions bukan perkara mudah. Pasalnya, klub harus bisa masuk paling tidak dalam daftar tiga besar klasemen di liga domestik masing-masing.

Maka dari itu, banyak sekali tim yang bermain konsisiten bisa bermain di Liga Champions. Tak luput juga pemain sepak bola yang selalu mengidam-idamkan bisa bermain di kompetisi bergengsi Eropa ini.

Banyak pemain yang tampil bersinar di kompetisi ini padahal sebelumnya tidak terlalu menonjol saat bermain bersama timnya. Ada juga mereka yang tampil lebih bekerja keras dan membantu timnya meraih kemenangam walau sudah tertinggal.

Nah, berikut ini deretan 8 pemain yang sulit dilupakan para pencinta sepak bola sepanjang sejarah Liga Champions:

1. David Beckham

Sosok David Beckham merupakan pemain yang menjadi mimpi buruk bagi tim lawan di Liga Champions. Pada saat itu, Manchester United bertemu perwakilan asal Jerman, Bayern Munchen, pada final tahun 1999.

Meski tidak berkontribusi dengan menyumbang gol dan memberikan assist, pemain asal Inggris ini bisa mengubah pola permainan rekan-rekannya saat itu.

Pria yang kini sudah memiliki empat anak itu mengambil tendangan pojok untuk Manchester United. Bola yang terarah ke kepala Ryan Giggs dengan cepat langsung disambar oleh Ole Gunnar Solskjaer ke gawang yang dikawal Oliver Kahn.

Alhasil Manchester United yang saat itu bermain imbang akhirnya bisa menambah gol dan membalikkan keadaan. Hingga akhir pertandingan, kemenangan menjadi milik Setan Merah dan berhasil membawa trofi Liga Champions ke Inggris.

2. Jerzy Dudek

Jika melihat momen di final Liga Champions tahun 2005 yang mempertemukan Liverpool dengan AC Milan, pasti banyak yang menilai Steven Gerrard-lah yang menjadi mimpi buruk bagi lawannya saat itu.

Akan tetapi, tebakan itu tak sepenuhnya salah dan tak sepenuhnya benar. Sebab, masih ada sosok lain yang berperan penting, yakni sang kiper, Jerzy Dudek. Penjaga gawang berkebangsaan Polandia tersebut berhasil menjadi penyelamat Liverpool saat itu.

Saat babak pertama, Dudek menderita tiga kali kebobolan oleh para pemain AC Milan yakni Paolo Maldini dan Hernan Crespo ke gawangnya. Pada babak kedua, Steven Gerrard, Vladimir Smicer, dan Xabi Alonso berhasil menyamakan kedudukan.

Lalu memasuki tambahan waktu, Dudek memperlihatkan permainan apiknya dalam menyelamatkan gawangnya dari kebobolan yang keempat kalinya. Ia mampu menghalau tendangan Andriy Shevchenko dan akhirnya berlanjut ke penalti.

Dengan demikian, Liverpool akhirnya bisa membawa trofi si kuping besar ini ke markas besar mereka yakni Stadion Anfield dan merayakan bersama penggemarnya.

3. Lionel Messi

Tak heran jika nama Lionel Messi menjadi sosok yang tidak terlupakan bagi para pencinta Liga Champions. Bagaimana tidak, saat Barcelona berhadapan dengan Manchester United di final Liga Champions tahun 2011 ia berhasil mengacak-acak pertahanan Setan Merah.

Saat itu keadaan masih dengan hasil imbang yakni 1-1, namun, berkat keahlian yang dimiliki oleh pemain asal Argentina ini, Barcelona berhasil mengembalikkan keadaan. Tendangan dari luar kotak penalti yang dilesatkannya tak bisa dihalau oleh Van der Sar saat itu.

4. Didier Drogba

Sosok Didier Drogba adalah penentu Chelsea bisa meraih gelar Liga Champions untuk pertama kali. Pemain asal Pantai Gading ini berhasil mencetak gol penyeimbang dan penentu di babak adu penalti.

Saat itu Chelsea bertemu Bayern Munchen saat final Liga Champions tahun 2012, sempat tertinggal menjelang berakhirnya pertandingan pada menit ke-83 setelah Thomas Mueller mencetak gol ke gawang The Blues yang dijaga Petr Cech.

Lalu, Drogba berhasil membalas gol tersebut ke gawang yang saat itu masih dijaga Manuel Neuer pada menit ke-88. Akhirnya pertandingan dilanjutkan di babak tambahan dan belum bisa menentukan siapa juaranya.

Pada babak penalti, Didier Drogba berhasil menuntaskan pertandingan dengan menjadi penendang terakhir sekaligus penentu. Chelsea berhasil membawa pulang piala tersebut ke London.