In-depth

Sejarah Kolaborasi Kelas Wahid 2 Legenda Hidup AC Milan, Inzaghi-Kaka

Jumat, 12 Februari 2021 08:05 WIB
Editor: Indra Citra Sena
© UEFA Champions League
Selebrasi striker legendaris AC Milan, Filippo Inzaghi. Copyright: © UEFA Champions League
Selebrasi striker legendaris AC Milan, Filippo Inzaghi.

INDOSPORT.COM - Berbicara tentang barisan depan AC Milan era 2000-an identik dengan tiga nama, yaitu Andriy Shevchenko, Filippo Inzaghi, serta Ricardo Kaka. 

Terdapat beberapa penyerang lain seperti Rivaldo, Hernan Crespo, Alberto Gilardino, tapi ketiga orang yang disebut pertama terbilang lebih dominan. Baik Sheva, Pippo, dan Kaka memiliki keahlian berbeda. 

Sheva mengandalkan kecepatan, Pippo jago dalam penempatan posisi serta lihai melepaskan diri dari jebakan offside, sedangkan Kaka seringkali mengelabui lawan berkat kemampuan olah bola kelas wahid.

Musim tertajam mereka terjadi pada edisi 2005-2006 saat koleksi gol ketiganya sama-sama menembus dua digit di semua kompetisi. Andriy Shevchenko menempati posisi teratas dengan torehan 28 gol diikuti Ricardo Kaka (19), kemudian Filippo Inzaghi (17). 

Sewaktu Serie A Italia memasuki pertengahan Februari, tepatnya dalam pertandingan pekan ke-25 kontra Reggina, Sheva dibekap cedera sehingga produktivitas AC Milan secara otomatis bertumpu kepada Pippo dan Kaka, 12 Februari 2006.

Kedua pemain ini ternyata sanggup menutupi ketiadaan Sheva dan membawa AC Milan memetik kemenangan telak 4-1 di kandang lawan. Pippo Inzaghi menorehkan hattrick masing-masing pada menit ke-14, 51, dan 90+2, sedangkan Kaka mengkreasi tiga dari empat gol tim.

Khusus Pippo, hattrick tersebut terasa istimewa mengingat sang pemain sudah cukup lama tidak mengukir trigol lagi semenjak membantu AC Milan mengandaskan Torino dengan skor telak 6-0 pada 5 Oktober 2002.

Tak mengherankan bila Filippo Inzaghi tampak begitu gembira. Dia lantas berterima kasih kepada segenap rekan setim yang telah bekerja keras dan memberinya dukungan penuh berupa suplai bola sepanjang laga.

“Saya bisa mencetak tiga gol berkat bantuan rekan setim. Saya harus berterima kasih kepada mereka," ujar Pippo Inzaghi selepas laga.

Ucapan terima kasih Pippo barangkali lebih ditujukan buat Ricardo Kaka. Maklum, seluruh golnya berawal dari aksi individual dan umpan matang gelandang berkebangsaan Brasil itu.

Bentuk apresiasi Pippo terhadap Kaka bahkan sudah bisa dilihat di atas lapangan. Dia selalu menunjuk lalu menghampiri rekannya itu selepas membobol gawang Reggina. Sungguh kolaborasi yang sedap dipandang mata.  

Khusus Inzaghi, legenda berpostur kerempeng ini berseragam AC Milan selama 11 musim (2001-2012). Total dia mencatat 300 pertandingan plus 126 gol di semua ajang.

Filippo Inzaghi juga berandil mempersembahkan sejumlah gelar bergengsi, antara lain Serie A Italia (2), Coppa Italia (1), Liga Champions (2), Piala Super Eropa (2), dan Piala Dunia Klub (1).

Di sisi lain, Ricardo Kaka membela AC Milan dalam dua periode berbeda yang ditotal menjadi tujuh musim (2003-2009; 2013-2014). Dia mencatat 307 penampilan plus 104 gol.

Dari segi prestasi, Kaka mempersembahkan satu scudetto Serie A Italia, Coppa Italia (1), Liga Champions (2), Piala Super Eropa (2), dan Piala Dunia Klub (1). 

Susunan Pemain:

Reggina (3-5-1-1): 1-Pelizzoli; 20-Mesto, 29-De Rosa, 4-Giosa; 11-Vigiani (9-Amoruso 49’), 5-Paredes, 8-Biondini, 19-Tedesco, 34-Missiroli (35-Ungaro 76’); 23-Modesto; 16-Choutos (22-Carobbio 70’)
Cadangan: 99-Pavarini, 30-Barilla, 32-Ceravolo, 33-Cutrupi 
Pelatih: Mazzarri

AC Milan (4-3-1-2): 1-Dida; 31-Stam, 5-Costacurta (13-Nesta 62’), 4-Kaladze, 17-Simic (27-Serginho 30’); 8-Gattuso, 21-Pirlo, 10-Rui Costa; 22-Kaka; 9-Inzaghi, 11-Gilardino (20-Seedorf 57’) 
Cadangan: 16-Kalac, 14-Vogel, 37-Amoroso, 46-Marzoratti
Pelatih: Ancelotti

Stadion: Oreste Granillo (15.000)
Gol: Paredes 10’/Inzaghi 14’, 51’, 90+2’, Gilardino 36’
Wasit: Tombolini
Kartu Kuning: Tedesco, Biondini (R)/Inzaghi, Rui Costa, Gattuso (M)
Kartu Merah: -