In-depth

Tendangan Kontroversial Zvonimir Boban: Percikan Nasionalisme dalam Sepak Bola

Minggu, 28 Februari 2021 08:12 WIB
Editor: Nugrahenny Putri Untari
© SportCom.hr
Zvonimir Boban menunjukkan nasionalisme-nya lewat sepak bola. Copyright: © SportCom.hr
Zvonimir Boban menunjukkan nasionalisme-nya lewat sepak bola.

INDOSPORT.COM - Ketika muda dan masih aktif sebagai seorang pesepak bola, Zvonimir Boban pernah terlibat dalam ‘perang’ hebat di lapangan hijau.

Namun bukan sekadar keributan antarpemain, pria yang kini berusia 52 tahun tersebut sempat berurusan dengan aparat keamanan. Tepatnya saat ia masih berseragam Dinamo Zagreb pada tahun 1990 silam.

Ya, untuk diingat lagi, Zvonimir Boban sempat berulah dengan menendang seorang polisi bernama Refik Ahmetovic. Bagaimana kejadian bersejarah ini bisa terjadi? Putar sedikit mesin waktu kembali ke 13 Mei 1990.

Saat itu, Yugoslavia sedang di ambang perpecahan setelah kematian Josip Broz Tito, sosok pemersatu yang berhasil mempertahankan keutuhan federasinya dengan berbagai macam kebijakan yang ia ambil.

Kebetulan, pertandingan antara Dinamo Zagreb vs Red Star Belgrade di Stadion Maksimir pada 13 Mei 1990 digelar tidak lama setelah partai yang mendukung kemerdekaan Kroasia memenangi Pemilihan Umum (Pemilu).

Dengan tensi yang sedang menegang tersebut, duel dua tim yang biasanya sudah panas pun jadi semakin panas akibat perpecahan etnis yang tengah terjadi di Yugoslavia.

Perang antarsuporter pun seperti bom waktu yang bisa meledak kapan saja. Pasalnya, baik Dinamo Zagreb dan Red Star Belgrade sama-sama memiliki basis suporter fanatik yang sudah saling membenci sejak dulu.

Dinamo Zagreb dengan Bad Blue Boys-nya, sedangkan Red Star Belgrade punya Dalje. Benar saja, kerusuhan di pertandingan tersebut tidak dapat dihindari lantaran situasi di kedua kubu memang sulit dikendalikan.

Melihat kondisi ini, aparat keamanan yang bertugas pun berusaha meredam huru-hara yang terjadi, tapi jumlah Bad Blue Boys dan Dalje sangat banyak sehingga membuat para petugas kewalahan setengah mati.

Bagaimana tidak, dua kubu suporter garis keras ini sama-sama fanatik dengan latar belakang yang cukup mentereng.

Banyak penggemar Dinamo Zagreb, Bad Blue Boys, yang memang bergabung dengan militer Kroasia. Sementara itu, para Dalje yang menggandrungi Red Star Belgrade juga bagian dari pasukan bersenjata Serbia.